Melanjutkan Karya Penyelamatan Allah
Allah menghendaki agar kita semua umat pilihan-Nya diselamatkan. Pemazmur merangkum dengan cerdas dan ringkas mengenai keseluruhan karya penyelamatan Allah bagi umat-Nya. Bagaimana ketika Allah menjaga dan menyertai mereka keluar dari Mesir, bagaimana Allah menghalau bangsa asing, hingga umat-Nya bisa menikmati berkat dan anugerah Allah di Tanah Perjanjian. Namun, umat-Nya sering lupa, menggerutu, dan melawan Allah. Mereka menyembah berhala, menajiskan diri dengan kebiasaan buruk, dan melanggar perintah Allah. Meskipun, begitu Allah tetap setia mengerjakan karya penyelamatan-Nya (Mazmur 105-106).
Di Perjanjian Baru, kita dapat melihat bahwa karya penyelamatan Allah tetap diteruskan dan dinyatakan dalam Yesus Kristus. Bahkan Allah menyatakan secara detail karya penyelamatan-Nya dalam Amanat agung seperti tertulis dalam Matius 28:18-20. Dengan bantuan Roh Kudus, kita dapat menyaksikan banyak martir dan pemberita Injil yang berupaya melanjutkan karya penyelamatan Allah ini. Mereka rela menderita hingga dibunuh untuk menyebarkan Injil kabar sukacita keselamatan dari Allah.
Bagaimana dengan kita? Adakah kita berupaya melanjutkan karya penyelamatan Allah? Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk mengerjakannya? Dalam artikel ini, saya ingin menjelaskan tentang pentingnya dan bagaimana cara melanjutkan karya penyelamatan Allah.
Mari Melanjutkan Karya Penyelamatan Allah
Jika kita memperhatikan dengan teliti ayat 19-20 dari Matius pasal 28 dalam bahasa aslinya (Yunani), maka kita akan menemukan sebuah kata kerja berbentuk imperatif/ perintah yaitu “jadikanlah murid“. Sedangkan tiga kata kerja lain nampaknya memiliki bentuk yang sama seperti, “pergilah“, “baptislah“, “ajarlah” ditulis dalam bentuk partisif yang berfungsi sebagai pelengkap/ suplemen dari kata kerja utama “jadikanlah murid”. Dari sini kita dapat memahami tujuan utama Yesus yaitu menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya, yang juga merupakan tujuan akhir karya penyelamatan Allah.
Mari kita membahas satu per satu perintah dalam Amanat agung Yesus ini. “Pergilah“. Kata ini ditempatkan mendahului kata kerja utama “jadikanlah murid”. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadikan murid kita harus bergerak dan pergi. Kita perlu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun perlu diperhatikan, bahwa “tempat” ini tidak cuma sekedar lokasi, tapi lebih daripada itu menyangkut hidup. Ketika kita ingin melanjutkan karya penyelamatan Allah, kita harus pergi meninggalkan kehidupan lama ke hidup yang baru. Pergi dari kebiasaan mementingkan diri sendiri pada keinginan untuk lebih mendahulukan kepentingan orang lain. Kita harus pergi meninggalkan kebiasaan lama yang jelek, kepada kebiasaan baru yang seturut dengan kehendak Allah.
Kedua, “Baptis“. Baptisan sendiri merupakan tanda khusus yang dimiliki seseorang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kata baptisan ini berasal dari kata Yunani: baptizo, yang oleh orang abad pertama sering digunakan untuk menyebut tindakan mencelupkan pakaian bewarna terang ke dalam zat pewarna. Misalnya, kain putih dicelupkan ke dalam zat pewarna merah, maka warnanya berubah dari putih menjadi merah. Tindakan mencelupkan (baptizo) ini menunjukkan upaya perubahan warna atau identitas. Ketika seseorang secara sadar percaya kepada Injil Kebenaran Allah, maka ia dapat menerima baptisan sebagai simbol perubahan identitasnya. Dari manusia lama menjadi manusia baru. Dari manusia berdosa, menjadi manusia yang dibenarkan Allah.
Ketiga, “Ajar“. Melanjutkan karya keselamatan Allah, tidak cukup sampai pergi dan membaptis saja. Namun, kita wajib mengajar dan membimbing mereka bertumbuh dalam iman kepada Allah lewat pengajaran Firman Tuhan. Pengenalan dan pengetahuan yang dangkal hanya akan menimbulkan keraguan dan kebingungan. Karena itu, kita juga harus mempersiapkan diri untuk menjadi pengajar-pengajar yang dapat membantu meneguhkan iman, sehingga mereka dapat terus bertumbuh dan tidak mudah digoyangkan oleh pengajaran sesat dan pergumulan dalam hidup. Terus juga ajarkan pentingnya melanjutkan karya keselamatan Allah, supaya mereka meneruskan kembali pemberitaan Injil kepada orang lain.
Cara-cara ini tidak mudah. Melanjutkan karya keselamatan Allah sulit dan perlu perjuangan tak henti. Namun, kita patut bersyukur pada Allah, karena kita diberikan tugas yang luhur ini. Tugas untuk menjadi kawan sekerja Allah dalam melanjutkan karya keselamatan Allah. Jika kita sadar penuh dan mengerjakannya dengan semangat dan tekad yang besar, saya yakin kita dapat mengerjakannya hingga pada akhirnya.
Sumber gambar : http://brazosfaith.org