Cara Memberitakan Injil
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Injil tersebut. Kita yang sudah mendengar Injil dan percaya pada Injil sudah seharusnyalah menceritakan Injil tersebut kepada orang lain, orang-orang yang belum mengenal Injil. Tapi seringkali timbul pertanyaan, bagaimana caranya? Kalau saya memberitakan Injil, malahan saya dijauhi dan dikucilkan dari pergaulan. Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa kalau memberitakan Injil pasti ada halangan dan hambatan, tapi itu tidak bisa menghambat kita melakukannya.
Kali ini saya ingin menuliskan sharing pendalaman Alkitab di gereja mengenai cara memberitakan Injil.
Cara Memberitakan Injil
Yang pertama, hidup benar sesuai Firman Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Matius 5: 16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-Mu yang di sorga.”
Yang kedua, menjadi teman yang baik. Teman yang baik bukan berarti selalu menuruti atau menyutujui perbuatan teman, melainkan punya pendirian dan tegas dalam menghadapi sesuatu. Selain itu, teman yang baik haruslah memberikan perhatian yang tulus, menolong, dan mendoakan selalu. Dalam Yohanes 13: 34-35, Yesus berfirman, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.
Yang ketiga, memberi alkitab, buku rohani, atau traktat mengenai Injil. Saya dan teman-teman sering melakukannya setiap minggu. Pulang dari gereja, kami pergi ke stasiun terdekat dari gereja yaitu Suidobashi, kemudian membagi-bagikan traktat dan buku bacaan mengenai Yesus Kristus kepada orang Jepang. Saya juga pernah memberikan traktat tersebut kepada keluarga di mana saya dahulu pernah homestay. Selain itu bisa dengan mengundang datang ke gereja, ke KKR, retreat atau konser musik rohani.
Yang keempat, bersaksi dengan kata-kata. Kita bisa bercerita mengenai penyertaan Tuhan atau mengenai mujizat yang kita alami kepada orang lain, seperti yang tertulis dalam 1 Timotius 1:8, “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.”
Paulus dengan tegas untuk jangan malu memberitakan Injil. Jadi sekarang, bagaimana jawaban saudara? Dengan hikmat dan pertolongan dari Tuhan, kita semua bisa menjadi saksi Kristus untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia.
sumber gambar : Blogspot