Menari Untuk Tuhan
Dalam beberapa kebaktian dan persekutuan remaja di Gereja Indonesia di Tokyo, saya sering kali menjumpai pemimpin acara sering mengajak menyanyikan lagu “Bila Roh Allah ada di dalamku, ku ‘kan menari s’perti Daud menari” sambil meminta jemaat menari untuk Tuhan.
Biarkan Ku Menari Untuk Tuhan
Bila Roh Allah ada di dalamku
Kukan menari s’perti Daud menari
Bila Roh Allah ada di dalamku
Kukan menari s’perti Daud menari
Kukan menari Kukan menari
Kukan menari s’perti Daud menari
Jemaat yang pemuda pemudi akan berjoget sambil tertawa-tawa. Ada yang benar-benar menari seperti manortor, tapi ada juga yang masih malu-malu. Di sinilah letak keunikan lagu ini. Lirik lagunya gampang, mudah dinyanyikan, dan bisa diulang-ulang terserah kemauan si pembawa acara. Lagu ini juga bisa mengakrabkan para jemaat. Keakraban muncul di sela-sela gelak tawa, gerakan tangan, dan liuk tubuh.
Tapi tahukah teman-teman dari mana lagu ini bermula? Lagu ini berasal dari 2 Samuel 6:14, “Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dan dari kain lenan.”
Ketika tabut Tuhan dibawa kembali ke Yerusalem, Daud menari untuk Tuhan di depan para pengusung tabut dengan sukacita. Tabut adalah lambang kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya, yang sebelumnya telah dirampas bangsa Filistin dalam peperangan. Secara tradisi, jika sebuah rombongan kehormatan sedang melakukan perarakan atau pawai, para budak akan menari-nari di depan mereka sebagai tanda penghormatan. Tetapi Daud, yang saat itu menjadi raja Israel, menanggalkan semua kebesarannya dan berlaku seperti budak, demi penghormatannya kepada Tuhan. Itulah sebabnya Mikhal, istrinya, melakukan protes atas tindakan Daud tersebut. Ia menganggap tindakan menghinakan diri yang Daud lakukan tidak pantas bagi seorang raja.
Tetapi Daud tahu apa yang dilakukannya. Ia bahkan bersedia menghinakan dirinya lebih dari itu demi rasa hormatnya kepada Tuhan (ay. 22). Jadi, Daud menari-nari bukan demi kesenangannya sendiri, melainkan sebagai ungkapan penghormatan dan sukacita atas kehadiran Tuhan. Daud menari untuk Tuhan dengan segenap hati. Jadi ketika teman-teman sedang menyembah Tuhan dengan nyanyian maupun tarian, lakukan dengan segenap hati sebagai penghormatan kepada-Nya.
Lagu memang bisa mengakrabkan dan memecah suasana tegang. Lagu juga bisa membuat hati gembira dan membuat tertawa lepas. Tarian pun bisa jadi sarana mengucap syukur. Tapi lebih daripada itu, lagu adalah sarana kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Dengan lagu kita bisa mengungkapkan rasa syukur dan pujian dari dalam hati kita kepada Tuhan! Dan orang lain pun bisa mendengarkannya.
sumber gambar: blogspot