Mengabarkan Injil Kelahiran Yesus
Lagu Natal di bawah tentu masih lekat dalam ingatan kita. Sungguh suatu pujian yang sangat dalam maknanya, mengajak kita semua untuk mengabarkan Injil kabar sukacita kelahiran Almasih ke seluruh dunia. Sambil menyanyikan lagu ini, saya merasakan juga suatu panggilan dalam diri. Panggilan untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Ya, seluruh penjuru dunia harus tahu nama penebus. Seluruh dunia harus tahu Yesus Kristus sang Penebus dunia telah lahir.
Hai, siarkan di gunung,
di bukit dan dimana jua,
hai, siarkan di gunung
lahirnya Almasih!
Mari Mengabarkan Injil
Paulus merasakan hal yang sama juga ketika dia menuliskan surat Roma 1:14-15, “Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.“
Apakah teman-teman merasakan getaran dari tulisan Paulus? Paulus mengatakan bahwa dia berhutang untuk mengabarkan Injil. Dia tahu bahwa ia tidak bisa diam, dia harus mengabarkan Injil kepada semua orang tak terkecuali.
Panggilan yang sama seharusnya juga bergaung dan bergetar dalam hati kita. Kita tidak boleh sekedar mendengar Injil lalu berdiam diri saja. Kita juga tidak boleh berkata: yang penting saya telah melakukan Injil itu. Injil keselamatan dalam Yesus Kristus ialah kabar terbaik sepanjang sejarah, tidak cukup didengar dan dilakukan saja. Namun harus diberitakan ke seluruh dunia. Ini bukanlah suatu opsi, namun lebih dari pada itu, mengabarkan Injil ialah suatu kewajiban bahkan hutang.
Sumber gambar : www.envisionworship.com