Satu di Dalam Roh Hu
Satu di Dalam Roh Hu
Satu di dalam Roh Hu, dalam Roh Hu, oh bahagia
Dalam hatiku dalam hatimu berpadu jadi satu
Memuji bersama, berdoa bersama, sekutu dan sehati
Oh indahnya satu dalam kasih Yesus
SetiaMu mem’lihara persekutuan ini
dan kasih-Mu melimpah selamanya
‘kan menjadi saksi bagi dunia
Setia-Mu mem’lihara persekutuan ini
dan jadikan kami satu menjadi satu
dalam kasih-Mu
Satu di Dalam Roh Hu : Renungan Tentang Persekutuan
Kalimat-kalimat di atas merupakan lirik dari Lagu Satu Di Dalam Roh Hu yang ada di Buku Lagu Perkantas. Saya dan Kak Irene melantunkan lagu ini bersama sore tadi. Saya menyanyikan lirik lagu tersebut dan Kak Irene yang mengiringinya dengan alunan organ yang indah dan tepat. Bagi saya, bukanlah sebuah kebetulan ketika kami dapat melantunkan lagu ini bersama hari ini, yang sekaligus memberikan saya sebuah kesempatan untuk merenungkan dan menuliskan artikel ini. Sebuah artikel mengenai persekutuan. Ya, persekutuan.
Persekutuan memiliki kata dasar sekutu. Di dalam KBBI, sekutu memiliki arti rekanan; peserta pada suatu perusahaan, kawan, serikat, atau gabungan. Dan arti kata persekutuan sendiri adalah persatuan (orang-orang yang sama kepentingannya), perserikatan. Jadi, boleh kita ambil kesimpulan bahwa persekutuan memiliki kaitan erat dengan persatuan. Tanpa persatuan, persekutuan hanya akan menjadi pertemuan biasa. Sedang tanpa persekutuan, persatuan akan begitu mudah terpecah belah.
Agak-agaknya arah pembicaraan ini akan mengarah kepada persekutuan dalam arti rohani. Ibadah di Hari Minggu, Pendalaman Alkitab, dan Kelompok Kecil adalah bentuk-bentuk lain dari persekutuan. Sebuah wadah di mana kita bisa saling berbagi dan saling menguatkan siapa pun tanpa batasan adalah makna dari persekutuan Kristen bagi saya. Bersekutu haruslah membuat kita semakin kuat dan semakin berani menjalani kehidupan ini. Dukungan dan doa dari teman, sahabat, dan teman sepersekutuan merupakan perwujudan dari kasih Allah kepada Anda dan saya untuk menghadapi setiap permasalahan dan tantangan hidup ini.
Namun tidak jarang kita mendengar permasalahan malahan muncul dari persekutuan. Bukannya saling menguatkan, eh, malah saling melemahkan. Bukannya saling mendukung dan menghormati, eh malahan saling mengejek dan menyindir. Itulah realita yang terjadi sekarang ini. Persekutuan bukannya membuat kita semakin kuat di dalam Kristus, tetapi melemahkan pribadi lepas pribadi di dalamnya.
Layaknya telur di dalam sebuah wadah, itulah keadaan orang-orang di dalam persekutuan. Kita begitu rentan pecah jika terlalu keras berbenturan. Namun, ini bukan berarti kita tidak boleh berbenturan sama sekali, malahan harus. Benturan berupa masalah akan membuat kita semakin dewasa di dalam iman, kita semakin kuat dalam mengikut Kristus. Benturan membuat kita maju selangkah menuju persatuan. Ada kalanya masalah muncul, tetapi tidaklah mengapa. Orang yang lebih dewasa di dalam kerohanian, harusnya yang mulai untuk mengalah dan menyelesaikan masalah. Kasih Allah yang begitu besarlah yang akan membuat kita dapat terus ada dan menikmati apa yang disebutkan sebagai persekutuan. Kita bersatu akan sebuat tujuan, pengenalan akan Kristus.
Lirik dari lagu yang saya dan kak Irene lantunkan terus terngiang di dalam sanubari saya, “Dalam hatiku dalam hatimu berpadu jadi satu”, “Oh indahnya satu dalam kasih Yesus.” Memang benar, kasih Allah lah yang mengalir di dalam persekutuan ini dan melimpah di dalam kehidupan semua orang ada di dalamnya. Sungguh indah, satu di dalam Roh Hu, Tuhan.
Sumber Gambar: BlogSpot