Satu Tubuh Banyak Anggota
Tubuh kita mempunyai banyak anggota: ada tangan, kaki, mata, telinga, hidung, lidah, jantung, hati, dan sebagainya. Masing-masing anggota itu mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, yang tidak dapat digantikan oleh anggota yang lain. Tugas mata tidak dapat digantikan oleh telinga. Tugas kaki tidak dapat digantikan oleh mata, begitu pula dengan yang lainnya. Namun demikian, tugas dari masing-masing anggota itu saling melengkapi. Apabila seorang haus, kaki harus mau melangkah menuju ke dapaur, lalu tangan mengambil gelas, mulut meminum air, sehingga rasa haus dapat diatasi. Apabila kaki mau berjalan, tetapi tangan dan mulut mogok bekerja, rasa haus tidak akan dapat diatasi. Hal yang sama juga berlaku saat tangan dan mulut yang mau bekerja tetapi kaki tidak mau melangkah. Intinya, apabila salah satu anggota tubuh tidak mau bekerja, maka terganggulah semua keseimbangan tubuh. Tubuh bisa menjadi sakit bahkan mati. Sesuai dengan tema artikel ini: satu tubuh banyak anggota–itulah mengapa tubuh kita ini saling melengkapi dan berkerja sama.
Satu Tubuh Banyak Anggota
Tuhan telah mengatur sedemikian rupa, tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tubuh, sehingga semua mendapatkan bagiannya dengan baik. Kecil atau besar anggota tubuh itu, tidaklah menjadi soal. Karena masing-masing telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama, yaitu menjaga tubuh dan memastikan semuanya dapat berjalan dengan baik. Dengan kata lain, tiap-tiap anggota tubuh bertanggung jawab kepada anggota tubuh yang lain. Perbuatan kaki dapat menyakitkan mata dan tangan. Apa yang dilakukan oleh tangan mungkin berbahaya bagi telinga dan hidung. Apabila salah satu anggota tubuh disakiti dari luar, seluruh tubuh akan merasakannya juga.
Jemaat/ gereja sebagai persekutuan orang percaya diumpamakan sebagai satu tubuh banyak anggota. Di dalam satu jemaat, ada orang-orang yang berfungsi sebagai pendeta, penatua, diaken, penjaga gereja, penyanyi koor, atau anggota-anggota gereja biasa yang memiliki beragam pekerjaan, seperti guru, dokter, petani, buruh, atau pedagang. Pendeta memerlukan jemaat dan penatua untuk dapat menggerakkan arah pelayanan. Begitu pula dengan jemaat yang memerlukan pendeta sebagai pemimpin dan panutan. Baik petani membutuhkan dokter saat dia sakit. Juga guru dan dokter yang butuh makanan dari hasil pekerjaan petani. Karena semua sifat yang saling bergantung dan saling melengkapi ini, maka tiap-tiap orang harus menghargai yang lain. Sikap hidup saling menghargai inilah yang sekarang nampaknya semakin langka.
Di dunia yang semakin maju dan modern, kebersamaan manusia semakin dituntut dan diharapkan. Khususnya di dalam masyarakat perkotaaan, yang cenderung semakin individualistis, mementingkan diri sendiri. Ada pula yang meremehkan orang-orang kecil dan sederhana. Padahal semakin orang tidak peduli dengan keberadaan orang lain, kehidupan masyarakat akan semakin kacau; seperti halnya tubuh yang sakit, karena salah satu anggota tidak berfungsi dengan baik.Gereja sebagai tubuh Kristus harus menjadi contoh yang hidup, bagaimana seharusnya hidup bermasyarakat yang baik. Sebagaimana jemaat diharapkan saling melengkapi dalan hidupnya, demikian juga hendaknya hal tersebut dinyatakan dakan masyarakat, karena jemaat atau gereja merupakan bagian dari masyarakat.