Tugas Besar di Dunia
Menjelang akhir dari semester-pertama kuliah saya di kampus ini, saya dihadapkan kepada tugas besar PTI-A. Tugas ini bertujuan untuk merangkum semua yang telah dipelajari selama semester ini, sekaligus melatih kerjasama saya di dalam kelompok. Tugas ini jelas tidak mudah, banyak yang harus saya korbankan, mulai dari waktu, pikiran, dan tenaga. Belum lagi tugas-tugas lain atau ujian yang juga harus dihadapi. Pada akhirnya, suatu kebanggaan muncul ketika kami berhasil mengerjakannya dan memperoleh hasilnya.
Kenangan saat mengerjakan tugas besar membuat saya memikirkan tugas besar lainnya yang saya kerjakan saat ini. Sebuah tugas besar yang diberikan oleh Bapa kepada saya dan Anda, semua orang yang percaya kepada-Nya, untuk menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Tugas besar ini harus dikerjakan selama kita hidup. Dan saya yakin, akan jauh lebih banyak pengorbanan yang diperlukan saat menjalani tugas ini. Tidak mudah, tetapi saya tahu bahwa di akhir tugas ini, akan ada Bapa yang penuh perhatian dan rumah saya yang kekal. Saya ingin segera tiba di sana. Di sana tugas itu akan selesai. Kebanggaan dan sukacita yang muncul bahkan jauh melebihi dari yang telah saya peroleh di dunia ini.
Saya dinantikan rumah kekal ini. Lampu sudah menyala dan Bapa Surgawi menanti saya. Saya yakin Dia akan bertanya, seperti yang biasa yang dikatakan orangtua saya, “Bagaimana dengan tugasmu?” “Sangat menyenangkan,” jawab saya. “Tetapi lebih menyenangkan ketika tugas itu selesai dan pulang ke rumah.”
Saat kita kembali pada-Nya, Bapa akan menanti dan menyambut kita;
Jauh melebihi apapun di dunia ini, saat kita mampu menyelesaikan tugas besar itu.-dc
Renungan ini menjadi Artikel TambahanWarta Jumatan PMK-ITB tanggal 26 November 2010, dengan judul yang sama.