Gadis cantik itu memberi minum seorang asing dengan buyung airnya. Ia belum pernah bertemu dengan orang tersebut sebelumnya, apalagi mengenalnya. Tidak berhenti di situ, ia juga memberi minum unta orang itu. Tampaknya ia bukan wanita biasa, kan? Tetapi, cerita ini belum selesai, ia memberikan minum untuk kesepuluh unta orang tersebut. Untuk memuaskan seekor unta yang haus diperlukan air jauh lebih banyak daripada manusia. Bayangkan, berapa kali ia harus menimba air dan bolak-balik untuk memberikan unta-unta itu minum? Ah, cerita itu terlalu hebat untuk menjadi kenyataan, telalu istimewa! Tetapi itulah kenyataannya, gadis cantik itu adalah Ribka.Marilah kita renungkan, apakah Ribka melakukannya karena membayangkan hendak dipersunting oleh seorang laki-laki idaman pewaris berkat Allah? Apakah ia melakukannya hanya untuk pamer, hendak memikat orang asing itu, dan berharap memperoleh balasan dari kebaikannya? Nampaknya tidak. Jelas ia belum mengenal orang asing tersebut–hamba Abraham. Yang jelas juga di sini, Ribka sudah terbiasa untuk melakukan hal-hal tersebut, memberi minum bagi orang-orang yang ia temui, bahkan lebih dari itu, ia mau berjerih lelah untuk juga memberikan minum bagi hewan bawaannya. Ia melakukannya karena ia adalah wanita pekerja keras dan murah hati. Di dalam cerita juga tidak diceritakan bagaimana ia memperoleh karakter-karakter baik tersebut, yang memberikan kita kemungkinan, bahwa Ribka membiasakan karakter-karakter itu sendiri. Sungguh luar biasa! Dan, pada petag hari itu, karakter dan perbuatannya membuatnya menjadi bagian dari karya penebusan agung yang Allah rencanakan.
Apapun tugas yang ada di hadapan kita untuk dikerjakan, marilah kita melakukannya seperti yang dilakukan Ribka. Ia bekerja keras, ia melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, tanpa mengenal orang. Mungkin hasilnya tidak sedramatis yang dialami oleh Ribka. Namun, yakinlah, bahwa apapun yang kita lakukan dalam penyertaan Tuhan dan bagi kemuliaan-Nya, kita akan memperoleh bagian dari karya Allah di dunia ini–sebuah karya yang amat agung dan indah.
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” (Pengkotbah 9:10)
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)