Apa yang Diajarkan Papa dan Mama
Berada jauh dari Papa dan Mama kini tentu terasa berbeda. Saat berkuliah di Bandung, jarak tentu tidaklah seberapa. Entah saya yang pulang, atau Papa dan Mama yang ke Bandung, kami sudah dapat bertemu. Kini, saat berada di Filipina, dan harus melakukan banyak hal sendiri, baik memasak, belanja kebutuhan sehari-hari, dan membersihkan rumah, mengingatkan saya akan masa kecil adik dan saya.
Sejak kecil (sejak TK), adik saya dan saya sudah ditinggalkan oleh papa dan mama untuk bekerja. Sepulang sekolah, kami pulang ke rumah sendiri, makan siang dengan lauk yang sudah disiapkan paginya, kemudian tidur siang. Sore hari ketika mama pulang dari kantor kami kemudian berbagi tugas, adik yang menyapu teras, sedangkan saya yang menyapu halaman depan. Kami juga mencuci piring dan juga menyapu rumah. Setelah mandi, kami kemudian mulai mengerjakan tugas dan belajar. Sewaktu itu papa masih pulang larut malam karena harus bekerja sebagai supir angkot dan supir taksi. Seingat saya, sejak kelas 2 SD, kami sudah belajar sendiri. Setelah makan malam, kami belajar di meja makan hingga sekitar jam 9. Setelah itu kami berdoa dan membaca Alkitab lalu beristirahat.
Apa yang Diajarkan Papa dan Mama
Papa dan mama mengajarkan kepada adik dan saya akan arti sebuah tanggung jawab. Sejak kecil kami sudah terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Merapikan barang-barang, mengelap meja atau kusen jendela, serta juga membersihkan rumah kini sudah menjadi “kebiasaan”. Saya menemukan sebuah gambar menarik mengenai pekerjaan rumah (chores) yang dapat diberikan kepada anak-anak untuk melatih disiplin dan kemandirian mereka. Meskipun saya tahu, papa dan mama tentu belum pernah melihat gambar ini sebelumnya, namun apa yang mereka sudah lakukan kepada adik dan saya sungguh amat pas dengan gambar ini. Bagi para pembaca, silahkan mulai tanamkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam diri anak Anda.
Mengenal Tuhan
Sejak kecil papa dan mama selalu mengajari kami untuk selalu dekat dengan Tuhan. Kami diajak untuk mengikuti Sekolah Minggu sejak berusia tiga tahun. Mama pernah berujar, sewaktu itu, papa dan mama bergantian memegang tangan kami agar mau bertepuk tangan. Papa dan mama juga membisikkan ajakan ke telinga kami untuk mau bernyanyi. Jadi, ketika saya sekarang memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, saya bersyukur kalau papa dan mama sudah mengenalkan kami sejak kecil, dan setidaknya itulah yang membuat saya ingin melakukan hal yang sama kepada anak saya kelak. Mama juga selalu mengingatkan kami untuk berterima kasih kepada Tuhan saat kami rangking 1 di sekolah, mendapatkan nilai baik saat ulangan, diterima masuk di SMP dan SMA, saat diterima kuliah di ITB dan beasiswa di Jepang, dan juga untuk setiap pengalaman baik yang kami peroleh hingga kini. Kebiasaan untuk selalu mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan mengingatkan adik dan saya bahwa semua hal yang kami dapatkan dan alami adalah karena kebaikan Tuhan. Dan bukan karena kepintaran atau kemampuan kami.
Selain itu, Allah mengijinkan adik dan saya mengalami masa-masa sulit dan penuh tantangan agar bisa melihat karya-Nya dan bisa mengandalkan Dia. Pengalaman-pengalaman di masa kecil, sewaktu masih di SD, SMP, maupun SMA menujukkan begitu Allah mengasihi dan peduli kepada keluarga kami, khususnya kepada kami berdua. Ia adalah Allah yang selalu mendengar ketika kami berdoa dan memohon pertolongan, Ia juga Allah yang memberikan ketenangan dan kedamaian, dan juga Ia adalah Allah yang selalu memelihara dan menguatkan kami.
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.” Amsal 22:6.
Alkitab, khususnya di dalam Amsal mengatakan bahwa amatlah baik jika seorang muda didik dengan mengikuti jalan Tuhan. Jika kita mendidik orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6). Artinya, ketika kita mendidik anak-anak untuk bersyukur dan mengandalkan Yesus, kita sedang menyiapkan mereka untuk sebuah hubungan yang dekat antara mereka dengan Tuhan sekaligus dasar bagi pertumbuhan rohani mereka. Papa dan mama melakukan itu kepada kami. Jadi, saat kesulitan dan tantangan datang di lain waktu kepada anak-anak kita, mereka tidak akan tersesat dan hilang arah. Mereka tahu harus kemana melangkah. Mereka akan terus tumbuh dan makin kuat rohaninya.
Itulah apa yang diajarkan Papa dan Mama kepada kami. Terima kasih.
1 thoughts on “Apa yang Diajarkan Papa dan Mama”