Pelajaran Penting Mengenai Arti Persatuan
–dituliskan sebagai kisah sampingan perjalanan ke Nusa Penida
Beberapa hari berada di Desa Toyapakeh, Nusa Penida, Bali, saya banyak belajar mengenai persatuan. Persatuan yang begitu penting untuk memajukan sebuah daerah dan juga orang-orang yang ada di dalamnya. Aih, persatuan…persatuan yang kini rasanya telah hilang dan menguap tergerus oleh jaman. Kalau jaman dahulu Indonesia bisa merdeka karena para pemuda dan seluruh golongan bersatu, kini Indonesia kembali berada dalam jajahan karena persatuan itu sudah tidak ada lagi. Setiap golongan mementingkan diri sendiri. “Asalkan saya bisa untung, tak apalah orang lain merugi.” Atau, “Yang penting kelompok saya aman yang lain biarlah berupaya sendiri.”
Pelajaran Penting Mengenai Arti Persatuan
Persatuan merupakan barang yang langka. Mungkin hanya dapat ditemukan di pelosok, jauh ke daerah daerah yang tertinggal dan jauh dari sorotan media. Padahal persatuan adalah salah satu pendiri bangsa kita, salah satu dasar bangsa yang tercermin melalui sila ketiga Pancasila, yaitu “Persatuan Indonesia”. Persatuan kini mahal harganya karena pada dasarnya tidak semua orang ingin bersatu dan mengupayakannya.
Ketika berkeliling di pantai sore itu, saya mempelajari pentingnya persatuan di dalam masyarakat. Sebuah kapal yang akan berlayar ke Nusa Lembongan tertambat cukup dalam ke pantai. Pemilik kapal dan tiga orang penumpangnya tidak cukup tenaga untuk mendorong kapal menuju ke laut. Mereka tampak kepayahan mendorong kapal besar yang tetap tidak mau bergerak barang sesentipun.
Namun, suasana berubah drastis. Berselang lima menit kemudian, ada belasan orang datang membantu. Saya tidak tahu persis, dari mana mereka berasal. Tanpa komando siapapun, mereka mendorong kapal bersama-sama dan melepaskannya menuju ke lautan lepas di depan Desa Toyapakeh. Selidik punya selidik, sebagian besar mereka adalah orang-orang yang sedang beraktivitas di sekitar pantai. Ada yang menjadi kuli panggul barang, ada yang sedang beristirahat di warung pinggir pantai, ada pula yang sedang menemani anak-anaknya melihat pemandangan laut sore itu.
Pelajaran penting saya peroleh dari pantai Desa Toyapakeh sore itu. Persatuan adalah harta yang paling berharga dari suatu masyarakat. Susah ditanggung bersama, senang dirasakan bersama. Semua yang bisa membantu, datang membantu. Tidak ada bayaran sedikitpun dari upaya mereka bersama mendorong kapal sore itu, yang ada hanyalah teriakan “Matur sukseme” yang adalah ucapan terima kasih dalam bahasa bali yang diutarakan pemilik kapal dan para penumpang. Semuanya kembali ke aktivitas semula dengan sukacita.
Itulah indahnya persatuan. Susah senang ditanggung dan dirasakan bersama. Tidak ada yang senang di tengah-tengah penderitaan orang. Selagi saya dapat membantu, saya akan membantu. Pelajaran mengenai kesatuan sore itu mengingatkan saya untuk selalu menjaga persatuan di komunitas manapun saya berada. Terlalu picik rasanya kalau kita menginginkan kemajuan kelompok kita saja dan mengabaikan orang lain yang mungkin jauh membutuhkan pertolongan.