Beban Hidup di Dalam Tuhan
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.
Beban Hidup di Dalam Tuhan
Jadi, sekali lagi saya katakan, beban hidup itu perlu, supaya kita tidak menyia-nyiakan hidup ini!
Dalam bacaan di atas, Yesus terlihat lucu, Dia mengundang kita yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya, tetapi malahan Dia menyuruh memikul kuk dan membawa beban dari-Nya. Sebenarnya, melalui bacaan tersebut Yesus mengajar kita untuk memikul beban yang hanya berasal dari Dia, artinya kita tanggalkan semua beban yang selama ini diberikan orangtua, lingkungan, bahkan diri kita sendiri. Yesus juga menawarkan bantuan berupa kuk, yaitu sebuah alat untuk memudahkan kita memikul beban dari-Nya. Saya berpikir kuk ini adalah sejenis tongkat tipis yang sering orang pakai untuk memudahkan mengankut barang.
Saya yakin dan percaya, Yesus sangat tahu kemampuan kita, oleh karena itu, Dia memberikan beban yang tepat bagi setiap kita. Gunakan kuk yang Yesus tawarkan untuk memudahkan kita memikul beban tersebut, dan fokuslah pada Yesus, Si pemberi beban yang ringan itu.
Beban hidup kadang sangat berat bagi kita,
dan banyak orang berkata untuk menanggalkan semuanya;
Yesus mengajak kita datang kepada-Nya,
bukan untuk menghilangkan beban itu,
bukan pula untuk menambah beban itu;
Ia datang untuk mengajari kita memikul beban,
beban ringan sesuai dengan kemampuan kita.