From Bengkulu with Love Part 1: Bandung Jakarta Bengkulu
Luar biasa kesempatan yang Tuhan Yesus berikan kepada saya. Luar biasa!
Sampai hari ini saya masih terus bersyukur buat hal-hal baru dan kesempatan baru yang selalu datang ke dalam kehidupan saya.
Gak habis pikir. Gak pernah terbayang sebelumnya bahkan.
Jadi, saya berkesempatan untuk pergi ke Bengkulu pertama kali. Bukan buat liburan, melainkan untuk meninjau lokasi akhir dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (selanjutnya PLTMH). PLTMH ini masih dalam tahap akhir feasibility study (studi kelayakan), dan saya pergi sebagai peninjau di bidang mekanikal elektrikal. Alasannya, orang yang seharusnya menjadi peninjau sedang berhalangan, dan minta digantikan.
Namun, saya merasa cukup takut awalnya. Belum berpengalaman sama sekali, eh malah disuruh menjadi peninjau. Namun, setelah berdoa kepada Tuhan, saya diberikan keberanian untuk terlibat. Setidaknya ada beberapa mata kuliah yang sudah saya ambil selama ini terkait dengan distribusi listrik dan analisis sistem tenaga.
Proyek pembangunan PLTMH ini termasuk proyek besar di Bengkulu, mengapa? Karena target pembangkitan tenaga listriknya sampai 10 MW. Melalui studi kelayakan yang saya baca, energi sebesar ini ditargetkan dapat menambah suplai listrik di wilayah Bengkulu Tengah hingga ke Sumatera Selatan. Selain itu dana yang diinvestasikan juga cukup besar, cukup besar untuk membangun Provinsi Bengkulu sendiri.
Letak PLTMH ini di Bengkulu Tengah, sekitar 30 km dari Kota Bengkulu. Jadi kami rencananya akan menempuh perjalanan Bandung Jakarta Bengkulu, dan akan langsung menuju ke lokasi setelah tiba di Bengkulu. Esok harinya kami akan mengadakan konferensi pers kepada pihak-pihak terkait pembangunan di kabupaten Bengkulu Tengah. Hal ini menjadi tahap akhir dari studi kelayakan sekaligus menjadi langkah awal dari pembangunan dan konstruksi.
Jadi, malam rabu itu saya sudah tidur sekitar jam 7 malam karena nanti akan dijemput sekitar pukul 01.00. Saya harus tidur terlebih dahulu karena nanti saya mungkin sulit untuk tidur lagi di sepanjang perjalanan. Setelah memasang alarm jam 00.30, saya tertidur. Baju dan peralatan yang diperlukan juga sudah saya masukkan ke dalam tas supaya nanti tidak ada yang tertinggal.
Saya terbangun sekitar pukul 00.00. Setelah mencuci muka, saya makan dan minum jus, ya sekadar untuk menambah energi dalam perjalanan jauh yang akan saya tempuh. Saya kemudian di telepon untuk datang ke daerah Simpang Dago. Pak AA Saepuloh (selanjutnya Pak AA) sudah menunggu saya. Setelah berdoa dan memakai jaket, saya bergegas meninggalkan kos sekitar pukul 01.15. Ini adalah perjalanan pertama saya selarut ini di luar kos. Wah, agak seram sebetulnya melihat keadaan yang sepi, apalagi karena saya harus melewati jalan potong. Puji Tuhan, saya dapat tiba di tempat kami janjian dan langsung bertemu dengan Pak AA. Segera setelah menaruh tas di bagasi belakang, kami melanjutkan perjalanan. Kami menuju ke daerah Cimareme melalui pintu tol Padalarang, untuk menjemput Bapak Budi.
Kami sempat berkenalan dan berbincang-bincang di awal perjalanan. Jadi mereka berdua adalah rekan kerja di dalam sebuah konsultan teknik yang biasa mengerjakan proyek-proyek PLTMH. Saya juga memperkenalkan diri sebagai seorang insinyur muda yang bekerja di perusahaan arus laut. Setelah agak lama bertukar cerita saya pun tidak sadar tertidur. Sekitar pukul 03.30 saya terbangun sesaat dan mengirimkan pesan kepada seorang sahabat dan meminta doanya. Melihat Pak Budi tidur di sebelah saya begitu pula dengan Pak AA di depan, saya kemudian tertidur kembali. Tertidur di tengah-tengah Tol Cikampek-Jakarta yang lumayan padat pagi itu.
Sumber Gambar : www.yukpegi.com