From Bengkulu with Love Part 6: Restoran Marolah
Konferensi pers dilakukan hari Jumat siang itu setelah jumatan. Kami sudah dijemput dari depan hotel dan langsung menuju ke sebuah ruang pertemuan yang adalah sebuah restoran di pinggir jalan inspeksi Pantai Panjang. Konferensi pers siang itu berlangsung sekitar 3 jam, di mana saya bersama dengan Pak AA dan Pak Budi sebagai tim Feasibility Study memberikan laporan akhir mengenai rencana pembangunan PLTMH di Bengkulu Tengah.
Berada diantara jajaran petinggi provinsi Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan jajaran DPRD yang hadir membuat saya menjadi orang yang paling muda di ruangan tersebut. Namun, pengalaman hari ini memberikan sebuah pelajaran penting bagi saya. Untuk menjadi teladan dan dihormati orang lain, kita tidak perlu menunjukkan diri, menunjukkan kemampuan diri, kelebihan atau kehebatan kita di depan orang lain. Dengan bersikap sopan dan tenang serta mengerjakan seluruh kewajiban dan tugas kita dengan sepenuh hati adalah solusi terbaik yang diterima oleh semua orang.
Saya berkenalan dengan para direksi perusahaan yang akan membangun dan mengoperasikan PLTMH Kanzy ini. Juga dengan beberapa orang dari jajaran Muspida Kabupaten Bengkulu Tengah dan Provinsi Bengkulu yang hadir.
Jadi rencananya daya yang terbangkitkan dari PLTMH itu akan dihubungkan langsung ke jalur distribusi yang melintas di depan lokasi PLTMH. Desain awalnya akan dibangun sebuah gardu hubung untuk menaikkan tegangan generator sebesar 400V menuju ke 20 kV agar dapat masuk ke distribusi ke Bengkulu Tengah. Selain itu, PLTMH ini akan dibuat sinkron dengan tegangan dan frekuensi listrik distribusi, sehingga bisa masuk ke sistem SCADA yang ada di Palembang.
Ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh pihak-pihak terkait yang hadir, namun mayoritas tidak berkaitan dengan masalah teknis PLTMH yang akan dibangun. Kebanyakan terkait birokrat dan masalah penggantian lahan bagi warga di sekitar lokasi pembangunan. Acara ditutup dengan coffee break sore dan foto bersama.
Jam menunjukkan waktu 16.05. Sore hari yang terasa terik karena kami berada di wilayah pantai. Penerbangan kembali ke Jakarta sekitar pukul 18.20. Diantara jeda itu kami kemudian makan di restoran seafood paling terkenal di Bengkulu.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2