Biji Sesawi dalam Perumpamaan Yesus
Yesus pernah menggunakan biji sesawi dalam pengajarannya. Biji sesawi adalah biji terkecil diantara benih yang biasa dibudidayakan oleh petani Israel. Bentuknya bundar, dengan diameter 1-2 milimeter. Karena sangat kecil, akan langsung lenyap bila tertiup angin. Tapi hebatnya, benih yang paling kecil ini bila ditanam dan dirawat dengan baik, akan menjadi tanaman yang paling besar di ladang. Begitu besarnya sampai burung-burung dapat membuat sarang di cabang-cabangnya. (Matius 13:31-32)
Biji sesawi mewakili salah satu prinsip dalam Kerajaan Allah, yaitu jangan tertipu oleh ukuran atau penampilan. Seringkali kita menganggap remeh atau tidak berharga suatu hal, misalnya saja dalam pelayanan. Saya dulu juga pernah berpikir seperti itu: saat masih ada di Remaja Duta Kranji (Youth of Christ). Bersama dengan teman-teman yang lain, kami hanya melayani di suatu perkumpulan kecil, beribadah di sebuah rumah, dan jemaatnya pun sedikit hanya sekitar belasan orang saja. Kadang kala hanya sedikit saja jemaatnya, lebih banyak yang melayani bermain musik. Saya merasa sedih. Kalaupun ada acara dengan gereja pusat yang lebih besar, remaja Duta Kranji atau YOC pun sering dilupakan.
Biji Sesawi dalam Perumpamaan Yesus
Tapi ada satu hal yang menguatkan kami semua: khotbah dan nasehat dari Tante Hana dan Ko Tonny. Tante Hana pernah berkata agar kami tetap setia dan aktif dalam melayani walaupun jemaatnya sedikit. Suatu saat pasti Tuhan akan menambahkan jemaatnya menjadi banyak. Ko Tonny juga pernah berkata dalam salah satu rapat untuk memberikan pelayanan yang terbaik setiap waktu. Walaupun kecil, pelayanan harus “bintang lima”, alias yang terbaik. Ya, selama hampir 4 tahun kami semua tetap melayani di tempat itu. Dan sampai hari ini, Tuhan masih memelihara perkumpulan tersebut dalam kasihnya.
Biji sesawi dalam perumpamaan Tuhan Yesus kembali mengingatkan saya bahwa Allah tidak dibatasi oleh ukuran, sumber daya atau kualifikasi hidup kita. Kita dapat menjadi bagian kerajaan Allah ketika kita menggunakan kesempatan sekecil apapun dengan sepenuh hati, melakukannya semuanya untuk Tuhan. Saya percaya ada berkat yang pasti Tuhan akan berikan bagi semua orang yang setia dalam perkara-perkara “kecil”.
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dan perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Matius 25: 21