From Jember With Love-9: Good Bye Jember
Acara berakhir dengan pemberian cinderamata kepada para pembicara serta foto bersama para panitia dan peserta Sinergi 3 yang hadir. Di beberapa kesempatan saya juga kembali menyemangati mahasiswa Politeknik Negeri Jember di sore itu. Sekitar pukul 17.00 saya meninggalkan ruang aula Politeknik Jember dan menuju ke Hotel Seven Dream tempat saya menginap. Hujan masih turun sejak siang hari membasahi hampir seluruh jalanan Kota Jember.
Kembali ke Hotel setelah Perjalanan Panjang
Saya tiba sekitar pukul 17.30 di Hotel Seven Dream dan langsung mandi dan beristirahat. Dua hari terus berkegiatan membuat tubuh saya begitu lelah. Saya pun tertidur dan terbangun sekitar pukul 23.00 dan langsung merapikan barang-barang saya. Sebelumnya saya sudah berjanji untuk kembali bertemu dengan Mas Wawan yang akan mengantarkan saya ke Bandara Juanda, Surabaya pukul 24.00 karena penerbangan pulang saya jam 6 pagi esok hari.
Setelah bangun itu, saya kemudian berdoa malam. Sambil menunggu Mas Wawan datang saya menonton pertandingan sepakbola yang ada di televisi. Oiya, pada akhirnya saya menonton film Kungfu Panda 2 yang sewaktu itu sedang ditayangkan di channel televisi berbayar sambil menuliskan artikel untuk Sangkakala Natal PMK ITB. Malam itu saya menuliskan artikel mengenai kisah persiapan Natal PMK ITB yang didasari hasil wawancara saya dengan panitia. Saya bersyukur juga kepada Tuhan Yesus saya masih bisa terlibat menulis di Sangkakala ini di tengah-tengah kesibukan saya.
Good Bye Jember
Sekitar pukul 00.15, Mas Wawan mengetuk pintu kamar dan saya segera keluar dan langsung memasukkan tas saya ke bagasi mobil. Perjalanan menuju ke Surabaya kira-kira menempuh waktu 4 jam bila menggunakan kendaraan pribadi. Saya kemudian tertidur hingga akhirnya terbangun di daerah Probolinggo di mana kami berhenti sejenak dan makan di Rumah Makan Kencur. Waktu menunjukkan pukul 02.15 saat itu, dengan sisa setengah perjalanan lagi menuju ke Surabaya. Kami makan bersama dengan menu-menu tradisional. Kalau orang Inggris mempunyai istilah untuk makan jam segini, yaitu supper. Istilah untuk makan larut malam, persis seperti yang saya lakukan. Saya juga cukup kagum dengan kebijakan pemilik rumah makan yang menggratiskan makanan untuk para supir yang membawa kendaraan. Mungkin, karena ia tahu bahwa yang melalui jalur ini kebanyakan adalah supir-supir kendaraan besar yang membawa sembako dan barang-barang kebutuhan ke sisi timur dari Jawa Timur.
Selepas dari rumah makan itu, saya tidak dapat tidur lagi. Waktu saya habiskan untuk membalas beberapa pesan singkat yang dikirimkan ke handphone saya sepanjang hari ini. Saya juga sempat menuliskan beberapa garis besar untuk artikel mengenai Natal. Perjalanan sisa sejauh lebih dari 200 kilometer malam itu menuju ke Surabaya dapat dilalui dengan lancar. Mungkin karena hari minggu, di mana sebagian besar truk-truk ekspedisi tidak melakukan aktivitasnya. Saya juga sempat melihat kembali tanggul lumpur lapindo di daerah Porong, Sidoarjo.
Kami sudah tiba di Bandara Juanda sekitar pukul 04.15, saya segera masuk ke Bandara dan mengijinkan Mas Wawan dan yang lain untuk kembali ke Jember. Saya segera check in dan masuk ke ruang tunggu bandara hingga keberangkatan saya ke Bandung pukul 06.00 nanti. Good Bye Jember! Terima kasih untuk beberapa pengalaman baik dan luar biasa yang dapat saya rasakan: menginspirasi orang lain, memajukan Indonesia, dan mengunjungi keluarga.