Kacang Hijau Buatan Mama
Selama liburan semester ini saya masih harus berada di Bandung. Berbeda dengan masa-masa libur semester sebelumnya, kini saya mengikuti kerja praktek di PLN APB Jawa Barat di daerah Moch. Toha Bandung. Inilah yang membuat saya memiliki waktu yang cukup banyak di indekos. Ada banyak kegiatan yang saya lakukan, salah satunya adalah yang menginspirasi saya menuliskan kisah ini. Kisah membuat bubur kacang hijau.
Kacang Hijau Buatan Mama
Pada liburan kali ini, saya mencoba membuat bubur kacang hijau di indekos. Setelah memilih kacang yang baik dan memisahkannya dari kotoran atau batu-batu yang tercampur, saya segera mencucinya dengan air bersih. Segera siap dimasak. Kebetulan, di indekos saya tersedia fasilitas dapur dan perlengkapan memasak yang dapat dipakai. Saya menggunakan panci berukuran kecil untuk memasak kacang hijau ini. Kurang lebih selama 30 menit saya memasaknya di atas api sedang, dan ketika airnya tinggal sedikit, saya memasukkan gula pasir untuk memberikan rasa manis. Setelah memasukkan gula pasir dan mengaduknya sebentar, bubur kacang siap disajikan di atas piring. Sebelumnya, saya juga sudah membuat segelas susu hangat sebagai teman santap bubur kacang hijau ini. Malam itu, saya makan bubur kacang hijau buatan saya sendiri. Segelas susu yang telah dibuat saya tuangkan sedikit demi sedikit ke dalam piring, dan menjadi pengganti santan untuk bubur kacang hijau buatan saya. Hemmm, enak rasanya.
Namun, kacang hijau buatan saya tidaklah seenak buatan mama dahulu setiap kali kami sekolah. Menu kacang hijau sering mama buat sebagai sarapan, khususnya selama kami masih bersekolah dasar. Air kacang hijau yang dimasak di malam sebelumnya untuk menjadi seduhan susu, mama masak kembali dengan campuran gula merah dan adonan tepung terigu. Mama memasak dengan rasa yang tepat, tidak telalu manis namun enak. Ditemani dengan segelas susu yang dituangkan ke dalam piring kami memakan bubur kacang hijau itu dengan lahapnya. Sarapan pagi dengan menu bubur kacang tidak pernah lagi kami rasakan semasa SMP dan SMA, apalagi saat berkuliah dan berada jauh dari orangtua.
Pengalaman memasak bubur kacang hijau mengingatkan saya saat-saat kami bersekolah dulu. Wah, waktu bergulir dengan cepat. Masa perkuliahan kini telah kami jalani. Kesempatan memasak bubur kacang hijau malam kemarin mengingatkan saya akan kebaikan kedua orangtua saya dan adik. Mereka rela bangun pagi-pagi sekali, memasak sarapan kami, mengantar kami ke sekolah, kemudian lanjut bekerja. Semuanya dilakukan dengan tulus. Terima kasih Tuhan Yesus.
sumber gambar: blogspot