Kau Tidak Pernah Sendiri
“Masama dece, kau nggak pernah sendiri, jadi akan slalu ada orang-orang yg bwain kau kue, dan ngasi kebahagiaan kecil kayak tadi kok, hehe,” itulah kutipan pesan singkat yang saya terima dari Agnes Theresia malam ini. Bagi saya, pesan ini memberikan begitu banyak dampak. Dampak yang luar biasa di dalam kehidupan saya mulai hari ini. Layaknya judul yang saya ambil di dalam tulisan kali ini, “Kau Tidak Pernah Sendiri”, malam ini, saya merasakan ada begitu banyak orang yang mengasihi saya. Ada orang-orang yang akan hadir di sekitar saya, membuat diri saya tidak pernah sendiri.
Sungguh Kau Tidak Pernah Sendiri
Kesendirian yang saya alami pada sebagian besar ulang tahun hampir membuat saya melupakan kebahagiaan dan sukacita dari ulang tahun. Ya, rasanya lucu dan terkesan tidak mungkin. Masa sih, orang tidak senang sewaktu berulang tahun? Namun, itulah kenyataan sebenarnya, ada sesuatu yang hilang di dalam diri saya tiap kali merayakan ulang tahun. Kebiasaan saya dan adik saya sejak kecil yang jarang merayakan ulang tahun mungkin menjadi penyebab utamanya. Papa dan mama biasanya memberikan ucapan selamat di pagi hari dan pada malam harinya, kami berdoa bersama untuk umur yang telah Tuhan Yesus tambahkan. Faktor lainnya, hanya sedikit orang yang mengetahui ulang tahun saya dan adik saya.
Hingga hari ini jam setengah lima, perasaan saya menghadapi ulang tahun masih sama. Kebahagiaan dan sukacita di hari ulang tahun mungkin hampir hilang dari kehidupan saya. Sehari sebelumnya, tepat pada hari ulang tahun saya, merenung adalah kegiatan yang saya lakukan hampir sepanjang hari.
Setelah mengikuti UAS Algoritma dan Struktur Data pukul 15.00, saya dan Mada melakukan Demo tugas besar untuk mata kuliah yang sama. Secara umum, demo tugas besar ini berlangsung lancar. Jam 16.00, saya dan Mada berjalan pulang. Sebelumnya, saya juga sudah janji malam sebelumnya dengan Agnes untuk berbincang-bincang sebentar, tuturnya melalui pesan singkat. Mada juga harus mengembalikan toples Edo yang tidak sengaja terbawa.
Singkat cerita, kami bertemu bersama berempat di lapangan parkir belakang. Ada saya, Chandra, Mada, dan Edo. Badan yang sudah lelah “memaksa” saya untuk segera pulang ke rumah. Tiba-tiba, Agnes datang dengan membawa kue ulang tahun, dan teman-teman saya menyanyikan lagu “Happy Birthday” di hadapan saya. Mada yang sebelumnya akan pulang, datang, begitu pula dengan Kharisma. Lagu yang amat sering saya nyanyikan bagi orang lain. Di sisi lain, hanya beberapa orang saja yang menyanyikan lagu itu bagi saya, termasuk mereka berlima, Agnes, Chandra, Kharisma, Edo, dan Mada. Mengembalikan sukacita ulang tahun itu ke dalam diri saya.
Ada kesan pesan yang diberikan oleh masing-masing dari teman saya. Ada juga harapan yang mereka utarakan bagi diri saya. Saya pun mengutarakan hal yang sama kepada mereka. Acara berlanjut dengan menyanyikan lagu “Happy Birthday” kembali, lalu dilanjutkan dengan memotong kue. Sebuah kebahagiaan yang saya miliki di sore itu. Kebahagiaan dari teman dan sahabat saya. Kami kemudian makan bersama setelah mereka menaruh krim kue itu ke wajah saya. Saya amat bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena melalui orang-orang inilah kasih Tuhan Yesus begitu ternyatakan di dalam diri saya.
Melalui artikel kali ini saya mengucapkan TERIMA KASIH, kepada Tri Chandra Pamungkas, Edward Simon, Kharisma Leader, Grahmada Ruci, terutama kepada Agnes Theresia, yang mempersiapkan perayaan ulang tahun saya dan yang membuat saya menunggu momen ini. Terima kasih para sahabat. Terima kasih saudaraku. Mungkin tidak ada yang dapat saya lakukan untuk membalas semua kebaikan dan kasih kalian, hanya doa yang tulus kepada Tuhan, supaya Dia memberkati kalian lebih dari apa yang dapat kalian bayangkan. Dan ijinkanlah tulisan ini menjadi momen dalam kehidupan saya mulai dari hari ini sampai selama-lamanya.
sumber gambar : blogspot