Kenangan Tentang Sekolah Minggu Bagian 2
Waktu telah lama berlalu sejak saya dan abang pertama kali pergi ke Sekolah Minggu. Waktu itu entah karena apa, sekolah minggu di Jalan Borobudur jadi tidak ada lagi. Setelah itu, saya dan abang pindah ke sekolah minggu Tante Hana. Mengenai ini saya akan bercerita di artikel berikutnya.
Karena masih kecil, saya tidak ingat persis alasannya. Nampaknya ada kaitannya dengan krisis moneter yang menerpa Indonesia di tahun 1998. Karena sekolah minggu tidak ada lagi, saya dan abang jadi tidak lagi bertemu dengan teman-teman sekolah minggu dulu juga dengan kakak sekolah minggu. Kami hanya sesekali bertemu dengan Kak Evi saat berkunjung ke Toko Buku Kalam Hidup Jatinegara.
Waktu pun berlalu dan kami sudah tidak bertemu Kak Evi lagi. Hingga tahun lalu saat saya bertemu dengan Maruli dan Gerson, di GIII Tokyo. Baik Maruli dan Gerson dulu aktif sekali di pelayanan siswa Perkantas khususnya di daerah Jakarta Pusat. Pelayanan siswa ini lebih fokus kepada pelayanan siswa SMA, mengadakan ibadah bersama Persekutuan Kecil, Persekutuan Besar, dan mengadakan pendalaman Alkitab. Tiap tahunnya KKR Siswa juga selalu diadakan. Karena dulu beberapa kali mengikuti persekutuan, saya jadi sempat bertemu dengan Maruli dan Gerson. Dan siapa menyangka kami bisa bertemu kembali di Tokyo, 5800 kilometer dari Jakarta di Indonesia.
Melalui beberapa event Gereja di Tokyo seperti Retreat Pemuda, Retreat Keluarga, Acara Natal, Acara Paskah, Acara Hari Ulang Tahun Gereja dan juga Natal Permata Sakura (Perkumpulan Orang Batak di Jepang) kami jadi sering bertemu dan dapat melayani bersama. Puji Tuhan, semuanya hanya karena kasih dan kebaikan Tuhan kami bisa bertemu kembali dan melayani Tuhan bersama-sama.
Hingga menjelang kepulangan Gerson pada 23 Agustus kemarin, saya sempat bercakap-cakap dengannya melalui Wall Facebook. Saat mengomentari status Gerson yang terlihat sedih karena akan meninggalkan Jepang, tak disangka Kak Evi ikut serta dalam pembicaraan kami. Kak Evi ternyata adalah kakak kandung dari Gerson. Wah, saya tidak bisa menyembunyikan keterkejutan saya. Gerson lalu memperkenalkan saya, si kembar yang dulu sekolah minggu di Duta Kranji. Kak Evi pun menanggapinya, dia masih ingat betul ketika saya dan abang pergi ke sekolah minggu. Kak Evi juga masih ingat saat saya dan abang mengendap-endap membaca buku di Toko Buku Kalam Hidup Jatinegara.
Saya, Gerson, dan Kak Evi pun sempat berbicara sebentar lewat Facebook. Saya menceritakan tentang abang yang di Bandung, Mama dan Papa yang ada di Duta Kranji. Kak Evi sendiri sekarang sudah menetap di Belanda bersama dengan keluarganya. Wah, hebat sekali pikir saya waktu itu.
Kalau dipikir-pikir lagi, waktu dulu di sekolah minggu saya tidak pernah terpikir bisa pergi ke Jepang untuk berkuliah. Suatu hal yang amat jauh pada waktu itu. Namun semuanya hanya karena kasih dan berkat Tuhan saja. Tuhan menyertai dan membimbing saya dan abang, Papa dan Mama, juga teman-teman sekolah Minggu dan Kakak Sekolah Minggu senantiasa. Berikut adalah kutipan dari percakapan kami di Facebook.