Menentukan Tema Penelitian
Satu hal yang membedakan program undergraduate (S1) dan program master (S2) adalah tema penelitian. Inilah faktor yang paling penting dan menentukan diterima atau tidaknya teman-teman di program master.
Ketika lulus dari sekolah menengah atas, kita bisa memilih universitas sesuai keinginan dan potensi. Saya ingin masuk ke Universitas Indonesia, saya ingin ke Institut Teknologi Bandung, semuanya terserah teman-teman sendiri. Kalau memilih Universitas yang rangking atau passing grade-nya tinggi, tentu teman-teman harus belajar giat. teman-teman harus mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas tersebut. Ada yang mengikuti les bimbingan tes masuk, ada yang mengerjakan soal-soal ujian tahun sebelumnya, ada juga yang belajar dari buku-buku persiapan ujian umum.
Kemudian setelah mengikuti ujian dan lulus, maka teman-teman bisa masuk ke Universitas yang diimpikan itu. Menyelesaikan persyaratan administrasi, mengirimkan dokumen-dokumen yang diperlukan, dan bisa langsung masuk dan berkuliah di sana.
Namun, kalau teman-teman mempraktekkan hal yang sama ketika ingin melanjutkan ke program S2, saya berani berkata, teman-teman pasti tidak akan lulus dan diterima. Mengapa seperti itu, saya akan menjelaskannya singkat.
Seberapa Penting Tema Penelitian itu?
Program pendidikan Master (S2) relatif singkat dibandingkan dengan S1, 2 tahun dibandingkan 4 tahun. Padahal dalam tempo waktu yang hanya setengahnya itu, teman-teman bakal dituntut menghasilkan karya penelitian yang lebih besar baik dalam kualitas dan kuantitasnya. Masing-masing lab penelitian juga punya target hasil penelitian tiap tahunnya, ada yang melanjutkan tema penelitian tahun lalu, ada pula yang mengembangkan penelitian yang sudah ada namun dari sudut pandang atau pendekatan yang berbeda. Bisa dibilang, program S2 tekanannya lebih besar dibandingkan program S1. Untuk itulah, para dosen pembimbing sangat berhati-hati memilih mahasiswa program Master.
Para dosen tentu tidak mau kecolongan memilih mahasiswa yang tidak tepat di bidang penelitiannya. Memilih mahasiswa yang pintar, namun tidak punya visi penelitian ke depan. Hebat akademisnya tapi tidak semangat meneliti. Mungkin ekstrimnya bisa dibilang begini: Dosen pembimbing S2 tidak perlu mahasiswa yang hasil ujian akademiknya 100%, namun para dosen lebih tertarik pada mahasiswa yang memiliki visi dan potensi untuk mengembangkan tema penelitian. Sebab visi dan potensi inilah yang diperlukan untuk mencapai dan merancang tema penelitian selanjutnya. Visi mengenai apa yang harus diteliti, visi untuk menentukan metodologi penelitian, membuat hipotesis dan menarik kesimpulan.
Visi dan potensi mengenai tema penelitian inilah yang digali dan dicari oleh dosen pembimbing lewat ujian tertulis dan wawancara. Ujian tertulis diadakan untuk mengetahui kemampuan dasar dan ketepatan dengan bidang penelitian. Sedang wawancara diadakan untuk menggali visi dan potensi untuk melanjutkan penelitian terkait.
Setiap universitas dan lab pasti punya tema penelitian dan visi penelitian yang berbeda. Teman-teman bisa mendapatkan informasinya dari website universitas atau dari dosen pembimbing program S1. Bisa juga bertanya kepada teman yang lain, atau meminta pamflet universitas atau lab penelitian.
Setelah melihat dan membandingkannya secara detail, bertanyalah kepada diri sendiri tema penelitian apa yang teman-teman ingin lakukan. Ketika sudah pasti, galilah informasi lebih dalam. Berikut adalah contoh dari saya pribadi.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2
2 thoughts on “Menentukan Tema Penelitian”