Pemberian Tuhan Yesus
Terlalu banyak hal, baik benda, pengalaman, sukacita, atau orang-orang yang Tuhan Yesus berikan kepada saya sebagai tanda bahwa Ia mengasihi saya. Ia tidak pernah kehabisan cara untuk bisa membuat saya dan Anda kagum karena kasihnya–dan segala hal yang Dia lakukan di dalam kehidupan ini. Sadar atau tidak sadar Dia sungguh adalah Tuhan yang Agung, Dashyat, dan Hidup. Ia selalu tahu apa yang terbaik bagi manusia.Hari ini, tanggal 30 September, tepat dua tahun yang lalu, Tuhan memberikan sebuah handphone kepada saya. Tentu saja pemberian ini tidak jatuh dari langit atau diperoleh saat saya bangun tidur. Handphone ini diberikan oleh Tuhan melalui orangtua saya.
Kesaksian: Pemberian Tuhan Yesus
Hari itu hari Rabu, mama dan adik pergi bersama ke Mall Ambassador, di daerah Kuningan. Sudah dari jauh-jauh hari perjalanan ini direncanakan. Akhirnya diputuskan, adik saya yang menemani mama membeli handphone tersebut. Saya tidak dapat ikut membeli karena harus mengikuti les persiapan masuk universitas di INTEN. Singkat cerita, mama dan adik bertemu di daerah Kampung Melayu, dan naik mikrolet 44 menuju ke Mall Ambasador untuk membeli handphone ini.
Pembelian handphone ini melalui proses yang panjang. Sejak awal bulan Agustus, mama sudah menawarkan handphone baru kepada saya. Mama juga memberikan kebebasan kepada saya untuk membeli handphone yang saya suka, berapa pun harganya. Menurut mama, itu tidak apa-apa, asalkan nanti tidak ada penyesalan, apalagi handphone itu akan saya pergunakan setiap hari. Handphone itu istilahnya “menemani” kemanapun saya pergi. Melalui proses pencarian yang panjang, membandingkan harga dan juga spesifikasinya, saya akhirnya menjatuhkan keputusan untuk handphone baru ini, yaitu Nokia 5630 Express-Music.
Handphone ini masih amat baru pada saat itu. Istilahnya “baru keluar” dari pabrikan. Itulah sebabnya, harganya saat itu tergolong tinggi. Mama membeli handphone itu seharga 2.675.000 rupiah. Saya tahu persis harganya–karena hingga kini, dua tahun setelah pembelian handphone itu–saya masih memegang struk pembeliannya. Saya ingat persis perkataan mama di malam setelah saya pulang ke rumah dari INTEN, mama ingin saya dapat lebih tekun dan semangat belajar. Handphone ini memang mahal untuk ukuran kami saat itu, namun itu tak mengapa kata mama. Mama ingin supaya saya senang akan handphone ini. Dan memang hal itu terbukti hingga hari ini, ketika saya menuliskan posting ini, handphone itu masih berada di sebelah laptop saya. Handphone yang sama yang dibelikan mama dua tahun lalu. Handphone baru yang semakin menujukkan kasih Tuhan Yesus yang amat dashyat di dalam hidup saya ini.
Handphone ini juga menyimpan banyak sekali memori indah di dalam kehidupan saya. Di beberapa kesempatan saya sering mengabadikan acara atau kegiatan yang saya lakukan, seperti kumpul keluarga besar, acara natal dan paskah, ujian masuk ITB, kenangan terakhir di SMA Kanisius dan INTEN, dan masih banyak lagi. Ketika saya melihat kembali memori yang ada di dalam handphone ini, saya kembali diingatkan akan pengalaman-pengalaman membahagiakan yang saya alami di dalam hidup ini.
Terima kasih Tuhan untuk orangtua dan adik yang saya miliki di dunia ini. Kalau hari ini, saya tidak dapat bersama dengan mereka seperti dahulu, saya tetap dapat merasakan kasih Tuhan melalui teman, sahabat, bahkan kenangan manis yang saya alami di kota ini. Terima kasih juga untuk pemberian-Mu kepadaku, sebuah handphone baru. Sebuah handphone baru, yang untuk pertama kali diberikan kepada saya. 30 September 2011, dua tahun kemudian. Pemberian Tuhan Yesus yang sungguh baik dan sungguh indah.