Perpustakaan Mini di Rumah
Memiliki lebih dari 350 judul buku di rumah memiliki arti tersendiri bagi saya pribadi. Perpustakaan mini di rumah adalah sebutan yang saya rasakan amat tepat menggambarkan bagaimana dampak buku ini bagi kehidupan saya. Sejak masih kecil memang kami (saya dan adik saya) suka membaca buku. Papa dan mama sering membelikan buku bacaan tokoh Alkitab dan buku pengetahuan. Dan hingga kini, setiap bulan, minimal saya membeli 4 buah buku bacaan baru. Kebiasaan membaca buku tidak begitu saja hadir di dalam hidup saya, ini adalah proses belasan tahun yang tidak mudah. Tetapi sekarang saya amat menikmati hasilnya.
Membuat Perpustakaan Mini di Rumah
Buku-buku di rumah diatur dengan rapi oleh kami berdua. Di tahun 2007, mama membeli satu buah rak buku besar yang diletakkan di lantai dua. Waktu itu, dibutuhkan waktu seharian penuh untuk mengumpulkan, merapikan, dan menyusun buku-buku yang kami miliki. Penyusunan dilakukan berdasarkan jenis buku sehingga akan lebih mudah mencarinya di saat itu diperlukan. Sewaktu itu, rak buku berwarna coklat muda itu sudah mampu menampung 120 judul buku.
Waktu terus berjalan. Di pertengahan tahun 2010, mama kembali membeli sebuah rak buku. Modelnya sama persis dengan rak buku yang sudah kami miliki, hanya warnanya yang berbeda. Rak berwarna hitam itu juga diletakkan di lantai dua. Kali ini, untuk merapikan dan menyusun buku-buku, kami memerlukan waktu dua hari. Jumlah buku yang jauh lebih banyak dan keputusan untuk memberi sampul semua buku menjadi penyebab lamanya waktu yang kami perlukan. Saat itu, mama menyuruh kami merapikan semuanya sebelum kami pergi untuk berkuliah. Saya di Bandung. Nugroho di Jepang. Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri ketika melihat buku-buku itu rapi dan terawat.
Ingatan saya kembali terulang saat kepulangan saya di bulan Juni 2011. Setahun telah berlalu, namun kebahagiaan dan kebanggaan itu masih jelas lekat di dalam pikiran saya. Buku-buku itu saya keluarkan dari rak, saya lap sampulnya dengan kain lembab, dan diangin-anginkan selama setengah hari. Setelah itu, saya kembali memasukkan buku-buku itu sesuai dengan lokasi semula. Semua itu saya lakukan agar buku-buku itu tetap terawat dan dalam kondisi yang baik.
Perpustakaan mini di rumah itu juga melontarkan saya kepada masa lalu. Masa-masa sewaktu saya masih SD, SMP, dan SMA. Kenangan-kenangan itu muncul ketika saya membaca tulisan-tulisan kecil di buku itu atau saat saya sekedar melihat lembaran-lembaran buku. Ingatan manis tentang perjuangan kami di masa lalu kembali memacu semangat saya berbuat lebih di masa yang akan datang. Ingatan manis yang harus selalu saya jaga di dalam hati saya. Ingatan manis yang akan selalu terkenang melalui buku-buku di dalam perpustakaan mini di rumah.
Sumber Gambar : BlogSpot