Persahabatan dalam Yesus
Saya yakin setiap kita pasti pernah mendengar, bahkan mengucapkan kata “sahabat”. “Sahabat” sendiri sering dipakai orang, untuk mewakili orang lain yang tidak punya hubungan darah, namun memiliki hubungan yang sangat dekat. Sahabat bisa ditemukan di sekolah, di gereja, di persekutuan, di tempat les, atau di manapun. Bersama sahabat, kita akan lebih terbuka mengenai masalah satu dengan yang lain. Bersama sahabat, kita juga akan menghabiskan waktu menghadiri suatu kegiatan. Bersama sahabat, kita semakin diingatkan kita membutuhkan orang lain untuk tetap dapat hidup di dunia ini.
Kisah Persahabatan Dalam Alkitab
Di dalam Alkitab, kisah persahabatan yang paling terkenal adalah mengenai Daud dan Yonatan. Saya akan menjelaskan latar belakang mereka masing-masing lebih dulu.
Daud adalah anak Isai, yang oleh Samuel telah diurapi menjadi raja atas Israel, kelak akan menggantikan Saul. Yonatan sendiri adalah anak Saul, seorang putra mahkota. Namun karena Saul telah ditolak oleh Allah, Saul sangat membenci Daud. Tapi sikap Yonatan sangat berbeda. Dia mengasihi Daud.
Coba kita membaca di 1 Samuel 18: 1-3. Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti mengasihi jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Wah, sungguh indah mengetahui bagaimana dalamnya hubungan antara Daud dan Yonatan. Jiwa mereka berpadu dan menjadi satu. Saat itulah tidak ada rasa saling mencurigai satu dengan yang lain. Tidak ada saling menutup-nutupi sesuatu. Tidak ada rasa iri. Tidak ada benci dan dengki. Tidak ada rasa dendam dan amarah. Jiwa mereka bersatu. Inilah makna persahabatan itu.
Tapi ternyata keadaan justru semakin memburuk. Saul semakin beringas dan ingin membunuh Daud. Yonatan yang telah memastikan hal tersebut, menyuruh agar Daud melarikan diri dari Saul cepat-cepat. Waktu tidak banyak dan bahaya semakin menghimpit mereka berdua. Mau tidak mau, mereka harus berpisah satu dengan yang lainnya. Hanya satu pesan Yonatan sebelum berpisah, “Pergilah dengan selamat!” katanya kepada Daud. Dan sejak saat itu mereka tidak lagi bertemu (1 Samuel 19:1-43). Waktu terus berjalan, Daud terus berlari dan bersembunyi, menyelamatkan diri dari kejaran Saul.
Pada akhirnya, saat Saul dan Yonatan mati karena perang dengan orang Filistin, aud merasa sangat sedih dan kehilangan. Dalam 2 Samuel 1: 11-12, “Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, karena umat Tuhan, dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.”
Lihat bagaimana reaksi Daud mendengar kabar kematian Saul dan Yonatan. Daud sangat bersedih, meratap, menangis, dan tidak makan apa-apa sampai sore. Daud sangat kehilangan seorang sahabat yang sangat dikasihinya. Bahkan Daud juga membuat sebuah lagu ratapan karena Saul dan Yonatan, yang terdapat dalam 2 Samuel 1:17-27. Kita bisa turut merasakan kesedihan yang mendalam dari Daud saat membacanya.
Persahabatan dalam Kehidupan Saya
Begitu juga dengan kehidupan saya sendiri. Saya bersyukur dikaruniai teman-teman dan juga sahabat-sahabat yang luar biasa. Sahabat yang ada di saat saya mengalami masalah dan pergumulan. Sahabat yang menghibur di kala saya sedih dan tak bersemangat. Sahabat yang langsung membantu dan menolong saat kesusahan. Terlebih lagi, sahabat yang membantu saya semakin dekat kepada Tuhan.
Harus saya akui memang, selama berkuliah di Jepang, banyak waktu yang tersita sehingga saya hanya punya sedikit waktu untuk berkomunikasi dengan teman dan sahabat. Tapi, saya terus berusaha untuk menggunakan waktu yang sedikit itu sebaik-baiknya.
Sama seperti kisah Daud dan Yonatan, hidup dan persahabatan memang tidak terus berjalan mulus, pasti akan ada saat di mana karena kesibukan masing-masing, kita tidak bisa bertemu rutin dengan sahabat, bahkan tidak jarang terpisah dan tidak dapat bertemu satu dengan yang lainnya. Tapi, itu bukan berarti persahabatan akan berakhir. Di dalam Yesus persahabatan akan kekal. Persahabatan akan tetap tinggal di hati kita masing-masing. Ya, di dalam hati kita masing-masing selamanya.
Di akhir artikel ini, saya ingin membagikan juga sebuah lagu indah tentang persahabatan yang dikenalkan oleh seorang sahabat saya. Judulnya “Persahabatan” yang dinyanyikan oleh Worship Generation. Sebagai penutup, dengan penuh rasa riang dan sukacita, saya ingin mengucapkan, “Terimakasih sahabat!”
Persahabatan
Raihlah janji yang Tuhan b’ri
Didalam hatimu yang suci
Serasa aku tak percaya
Harapan Dia b’ri dalam hidupku…
Kita selalu berdekatan
Tak terasa kini kan berpisah
Kesatuan hati yang terbuka
Yang membuat kita kuat…
Reff:
Persahabatan ‘kan kekal bila Yesus beserta
Persahabatan tak kenal perasaan kecewa
Sampai waktunya tiba pulang ke rumah bapa
Waktu hidup tak panjang
Bersahabatlah…
(link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=XZvoaA3-ESs)
2 thoughts on “Persahabatan dalam Yesus”