Persahabatan Sejati
Persahabatan adalah salah satu karunia hidup yang terbesar. Sahabat sejati membawa kebaikan yang tertinggi bagi sahabat-sahabatnya, dengan maksud supaya mereka bisa mengenal Allah dan mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran mereka. Sahabat sejati juga bersedia melakukan hal-hal yang dapat membahagiakan sahabat-sahabatnya meskipun ia harus mengorbankan waktunya, tenaganya, atau bahkan hal-hal yang ia senangi.
Seperti apa Persahabatan Sejati itu?
Kisah sahabat sejati bukanlah kisah imajinasi masa kecil yang tidak mungkin menjadi kenyataan di kehidupan. Di dalam dunia perkuliahan ini, saya memperoleh sahabat itu. Sebuah karunia yang besar bagi saya. Seorang sahabat yang dengan tulus mendengarkan kisah saya, memberikan saran, hingga mendoakan saya. Saya juga belajar untuk menjadi sahabat yang baik bagi sahabat-sahabat saya.
Ada Cavin, dari teknik sipil ITB, dia adalah seorang pria melankolis yang memberikan banyak inspirasi dalam kehidupan saya soal berdoa dan berserah kepada Tuhan Yesus. Ada Tio, koordinator umum PMK ITB sekarang. Teman masa kecil yang kini telah Tuhan tuntun menjadi pemimpin besar di masa kini. Aku belajar untuk menjadi seorang yang tenang di tengah-tengah masalah. Saut, seorang mahasiswa SBM yang mengajariku untuk lebih menghargai perbedaan pendapat. Aku juga banyak belajar soal bisnis dari satu-satunya orang Bandung di antara kami ini. Dan yang terakhir, ada Yosua Lukita yang mengajariku untuk selalu tersenyum di dalam segala hal yang terjadi. Mau masalah dan kesulitan datang silih berganti, senyum tidak boleh hilang dari muka kita.
Kami saling belajar satu sama lain sekaligus saling memberikan kekuatan dan penghiburan. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. (Amsal 17:17). Yonatan, sahabat Daud, telah menjadi teladan bagi saya mengenai persahabatan sejati. Ketika itu Daud sedang berada di pengasingan, bersembunyi di padang gurun Zif, saat menyadari Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya (1 Sam. 23:15). Yonatan pun pergi ke Koresa untuk menemui Daud. Ia menolong Daud untuk mendapatkan kembali kekuatan di dalam Allah, atau seperti disebutkan Alkitab, “Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah” (1 Sam. 23:16).
Saya belajar itulah inti dari persahabatan Kristen. Persahabatan di dalam Kristus yang telah mengaruniakannya. Lebih dari berbagi minat yang sama, lebih dari berbagi kasih bersama, lebih dari berbagi sukacita dan tawa, tujuan utama persahabatan adalah menaburkan firman hidup yang kekal di dalam hidup orang lain. Juga mengingatkan mereka pada hikmat Allah dan menyegarkan kembali jiwa mereka dengan firman tentang kasih-Nya, dan mengokohkan iman mereka kepada Allah.
Terima kasih Tuhan karena Engkau mengasihi kami. Kiranya Engkau terus mengajari kami untuk menyatakan kasih kepada sesama kami. Ajari kami persahabatan sejati. Mendukung dan menguatkan mereka dalam perjalanan imannya bersama-Mu.
sumber gambar: blogspot.