Renungan di Hari Ulang Tahun
Saya bersyukur kepada Tuhan bisa sampai di ulang tahun yang ke-25 tahun 2016 ini. Kalau tahun lalu saya berada jauh di Cilacap karena sedang bekerja. Tahun lalu, saya merayakan ulang tahun bersama dengan keluarga Bapatua dan Mamatua (Op. Cleo) di Cilacap dan juga di Hotel Dafam tempat saya menginap. Namun Puji Tuhan, tahun ini saya ada di Bekasi dan bisa merayakan ulang tahun bersama papa dan mama. Lengkap dengan donat-donat di piring dan lilin ulang tahun yang ada di tengahnya. Dua tahun yang lalu, yakni tahun 2014, mama dan papa juga melakukan hal yang sama, “menyulap” donat menjadi kue ulang tahun. Usut punya usut, mama terinspirasi oleh anak-anak Rohkris SMA Negeri 54 Jakarta yang sering merayakan ulang tahun dengan kue seperti itu.
Saat tiba di rumah sekitar jam 18.30, mama langsung membawakan kue. Setelah meletakkan tas, saya pun bergabung dan langsung meniup lilin. Selanjutnya, kami menyanyi dan berdoa bersama dengan adik melalui Skype. Puji Tuhan, akhirnya tahun ini adalah tahun terakhir adik berulang tahun di Jepang karena tahun depan adik sudah kembali ke Indonesia. Oiya, beragam ucapan juga adik dan saya terima, khususnya dari grup WA keluarga dan juga teman-teman. Ada banyak yang memberikan ucapan hingga saya harus mencatat dan menuliskannya terlebih dahulu di note handphone untuk membalasnya.
Teman saya, Wenny, sewaktu kami bertemu, mengatakan, “Wah tidak terasa ya Niel, sudah seperempat abad.” Benar juga! Memang waktu cepat sekali berlalu, khususnya tahun 2016 ini. Walaupun seharusnya waktu berjalan normal dan biasa saja, namun tahun 2016 ini terasa begitu cepat berlalu. Entah karena saya yang terlalu sibuk mengerjakan ini dan itu, atau memang saya yang kurang menikmati hidup ini. Khusus yang “kurang menikmati hidup,” itulah yang sering mama katakan ketika saya bekerja di rumah hingga larut malam bahkan sabtu minggu. Entahlah, agak males juga mikirinnya, tapi prinsip saya, selagi masih bisa dan mampu saya akan “push” kemampuan diri saya sampai batas maksimal.
Tapi di tahun 2016 ini saya bersyukur kepada Tuhan karena ada begitu banyak hal dan pengalaman baru yang saya dapatkan. Mulai dari pengalaman bekerja dan hidup di luar negeri, menjelajahi tempat-tempat baru seperti Taal, Baguio, dan Manila yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Lalu lanjut dengan mengerjakan beberapa proyek di industri kertas dan pembangkit listrik. Bagi saya yang memang suka belajar dan penyuka ilmu-ilmu baru, ini sungguh merupakan berkat yang tak ternilai.
Saat kembali ke Indonesia, saya pun bersyukur bisa terlibat kembali ke pelayanan yang cukup lama saya tinggalkan. Memang selama di Filipina, saya ikut serta dalam pelayanan sekolah minggu dan remaja, namun kendala bahasa dan waktu yang terbatas kerap menghalangi keinginan saya untuk ikut serta lebih jauh. Sepulang kembali ke Indonesia, saya bisa kembali membawakan sharing Firman Tuhan, memberikan masukan dan nasihat kepada pengurus dan adik-adik kelas, hingga menulis di blog ini (mohon maaf jika blog ini sudah semakin jarang di-update!).
Namun yang paling saya syukuri adalah usaha sampingan adik dan saya yang semakin berkembang. Peluang usaha yang baru kami “temukan” saat sedang bersama-sama di Filipina. Ya, adik sempat mampir di Filipina sebelum kembali ke Jepang di bulan April 2016. Setelah mematangkan konsep dan membagi tugas, kami pun terus mengembangkan usaha kami di tengah-tengah kesibukan pekerjaan. Puji Tuhan, sekarang kami bisa memiliki uang dari hasil iklan yang kami gunakan untuk membantu pelayanan dan teman-teman yang sedang kesusahan. Usaha itu bisa menjadi berkat bagi orang lain. Meskipun angkanya masih kecil (baru berkisar 2,5-3 juta sebulan), namun kami bersyukur untuk hal tersebut, hal yang Tuhan “bukakan” untuk kami kerjakan khusus tahun 2016 ini.
So, waktu terus berjalan. Tahun ini kesibukan saya juga meningkat dengan kuliah S2 yang saya ambil. Namun, perjalanan setahun ini terus terngiang dalam pikiran dan sanubari saya. Great journey this year, and I am waiting for another great journey next year. Mengingat ulang tahun dan penyertaan Tuhan setahun ke belakang, mengajak saya dan para pembaca untuk terus bersyukur. Jangan takut atau menyerah, masih ada Tuhan.Jangan takut atau menyerah, masih ada Tuhan. Masih ada jalan bagi yang mau berusaha dan mengandalkan-Nya. Tuhan menyertai kita selalu!
Sumber gambar: blogpot