Street Kids Ministry
Hari itu adalah tanggal 16 Meret 2010. Hari itu hari Selasa, tepat saat libur sekolah karena hari raya Nyepi. Kami, para pengurus Youth of Christ telah membuat sebuah acara untuk merayakan ulang tahun Youth of Christ yang ke-8. Acaranya adalah dengan mengunjungi Street Kids Ministry (SKM) yang lokasinya di Kemanggisan, Jakarta Barat. Street Kids Ministry (selanjutnya disebut SKM) adalah sebuah sanggar/ tempat berkumpulnya anak-anak jalanan di sekitar Jakarta Barat untuk belajar. Mereka diajari oleh beberapa orang yang dipimpin oleh Suwarno Asmoro. Nah, yang terakhir inilah yang dikenal oleh Kak Tonny, pembimbing Youth of Christ.
Kunjungan ke Street Kids Ministry
Pagi hari, sekitar pukul delapan, kami semua sudah berkumpul. Sejenak merapikan beberapa barang bawaan, kami berangkat bersama pukul setengah sembilan. Kurang lebih pukul sepuluh, kami telah tiba di SKM. Pengalaman pertama bagi saya mengunjungi sebuah sanggar anak jalanan. Sebuah pengalaman yang hingga kini tidak dapat saya lupakan.
Sanggar ini memiliki gedung yang dipakai untuk kegiatan belajar atau bekumpul. Terdiri dari dua lantai, di mana lantai pertama dipakai untuk perpustakaan, ruang guru, dan beberapa ruang ujian. Lantai kedua dipakai untuk kegiatan-kegiatan bersama, seperti bernyanyi, bermain, atau menggambar. Sungguh luar biasa, untuk luas bangunan sekitar seratus meter persegi, mampu menampung lebih dari 130 orang setiap harinya untuk belajar dan bermain bersama.
Kegiatan-kegiatan kami lakukan bersama, mulai dari panggung boneka, menulis pesan untuk ibu, membagikan beberapa hadiah, dan diakhiri oleh acara tiup lilin merayakan ulang tahun Youth of Christ bersama dengan anak-anak SKM. Mereka terlihat amat tertib, tidak seperti yang ada di dalam pikiran saya mengenai anak jalanan. Ini mustahil terjadi, jika tidak ada orang-orang seperti Pak Asmoro dan rekan-rekannya, yang dengan rela dan tulus hati melayani anak-anak jalanan.
Kegiatan di Street Kids Ministry
Kenangan melihat anak-anak jalanan yang harus bekerja untuk membantu orangtua atau bahkan untuk menyambung hidup mereka menyadarkan saya mengenai satu hal, suatu keberuntungan ketika saya masih memiliki orangtua yang lengkap dan amat sayang kepada saya. Saya juga bisa bersekolah dan berkuliah di tempat yang sesuai dengan keinginan saya. Saya tidak perlu bekerja untuk menyambung hidup. Saya tidak pernah putus sekolah. Dan semuanya itu saya imani karena kasih karunia Tuhan Yesus.
Saat saya menuliskan renungan ini, tepat setahun setelah kunjungan ke SKM, saya masih hafal benar suasana tempat itu, keriuhan anak-anak, dan sukacita mereka saat bernyanyi bersama. Sejenak saya merenungkan kembali, apa yang akan saya lakukan di masa nanti. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan di hari di mana saya merasa amat beruntung.
Sumber Gambar : Blogspot 1, BlogSpot 2