Jurusan Baru: Teknik Elektro ITB
Tahun pertama perkuliahan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dikenal sebagai Tahap Persiapan Bersama (TPB). Di tahun pertama ini, setiap mahasiswa belum memiliki jurusan seperti yang dia inginkan saat masuk ke ITB. Mahasiswa akan menerima pelajaran yang sama di dalam satu lingkup pembelajaran. Misal, saya tergabung di dalam Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI). Saya akan mengikuti mata-mata kuliah yang sama dengan teman-teman STEI yang lain. Ini juga berlaku di lingkup jurusan lainnya, seperti FTTM. FTSL, FMIPA, dan lainnya.
Penentuan jurusan dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri. Pihak ITB melakukan tiga kali kuesioner penjurusan yang dapat diisi oleh mahasiswa secara on-line. Dalam tiga kuesioner tersebut, saya selalu meletakkan Teknik Elektro pada pilihan pertama. Selanjutnya, penjurusan akan dilihat dari jumlah peminatnya. Jika kuota jurusan itu lebih besar dari peminatnya, semua peminat pasti akan memperoleh jurusan tersebut. Lain cerita untuk jurusan-jurusan favorit, kuota akan selalu kurang dari peminatnya. Ini mengakibatkan Indeks Prestasi mengambil peran signifikan. Yang IP-nya lebih baik akan memperoleh jurusan tersebut. Sedang yang tidak, memperoleh jurusan lain yang masih memiliki kuota.
Tergabung di dalam STEI adalah suatu keberuntungan tersendiri bagi saya pribadi. Jurusan-jurusan di STEI adalah jurusan favorit, dan pembagian peminatnya cenderung merata. Dalam beberapa tahun terkahir ini, seluruh mahasiswa STEI selalu memperoleh jurusan pilihan pertamanya. Namun, di luar semuanya itu, saya selalu berusaha memperoleh nilai terbaik di setiap mata kuliahnya.
Hari Sabtu ini pukul 00.30, saya menyempatkan diri melihat hasil penjurusan diri saya melalui internet. Di situ terpampang pemberitahuan bahwa saya diterima di jurusan Teknik Elektro ITB. Sejenak rasa senang melingkupi saya karena saya berhasil masuk ke jurusan yang saya inginkan. Puji Tuhan, saya bisa masuk ke Teknik Elektro ITB.
Setelah itu, ada banyak kabar dari teman-teman lain yang menginformasikan bahwa ia juga masuk ke dalam jurusan yang dia inginkan. Ada yang melalui SMS, Facebook, atau twitter. Beberapa sahabat dan teman juga mengucapkan selamat kepada saya atas jurusan yang saya peroleh.
Saat ini, ketika saya menuliskan posting blog ini, saya amat mengucap syukur kepada Tuhan Yesus. Ia sudah membimbing saya melalui tahun pertama perkuliahan saya. Saya berhasil memperoleh jurusan sesuai dengan keinginan saya. Di luar semuanya itu, Tuhan Yesus juga memampukan saya untuk terus belajar dan mempersiapkan diri dalam mengikuti perkuliahan. Saya juga bersyukur karena semua orang yang saya kenal juga masuk ke jurusan yang mereka inginkan. Masih teringat masa-masa di mana kami belajar bersama sebelum UTS dan UAS. Saat di mana kami makan bersama setelah UTS Fisika dan Kimia berakhir. Semuanya itu sudah berakhir. Tantangan sesungguhnya ada di depan mata, jurusan baru akan membuat tantangan dan masalah menjadi lebih kompleks. Dan semua itu akan dapat saya lalui dengan Tuhan Yesus.