Terimakasih Tuhan Yesus
“Hayo, bilang apa sama bang Nugroho?” “Makasih bang” Ucapan di atas adalah yang saya terima pada minggu lalu. Saya membantu mengambilkan bola seorang anak sekolah minggu yang menggelinding ke arah mimbar depan. Sebab saya memang kebetulan duduk di depan (sedang mengoperasikan proyektor). Ketika anak itu datang, saya menyerahkan bola mungilnya. Dia pun mengucapkan terimakasih. “Ya, sama-sama,” jawab saya pelan.
Saat itu saya langsung teringat dengan nasehat mama kepada saya dan abang. Ketika saya masih kecil, saya dan adik saya selalu diingatkan untuk mengucapkan terima kasih kepada orang-orang. Mama sudah membiasakan saya untuk mengucapkan terima kasih saat menerima makanan yang disajikan oleh pelayan, saat menerima uang kembalian dari kasir di supermarket, bahkan saat menerima bantuan dari seorang teman sekecil apapun.
Terimakasih Tuhan Yesus
Terima kasih adalah sebuah hadiah terindah dan termudah yang dapat diberikan oleh manusia. Dan kalau sekarang saya begitu mudah berkata terima kasih kepada siapa pun–itu pasti karena kebiasaan yang sudah sejak kecil mama tanamkan di dalam kehidupan saya.
Menunjukkan rasa terima kasih penting bagi sesama manusia. Namun, yang tidak kalah penting adalah menunjukkan rasa terima kasih kita kepada Tuhan Allah. Ketika kita mengingat kembali begitu banyak berkat yang telah kita terima, apakah kita mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada-Nya sepanjang hari? Ketika kita memikirkan ajaibnya anugerah dari kematian dan kebangkitan-Nya bagi pengampunan dosa kita, apakah hati kita dipenuhi dengan luapan rasa syukur?
Sungguh suatu hal yang amat indah ketika kita selalu mau mengucapkan terima kasih kepada Allah setiap harinya. Mengucapkan terimakasih Tuhan Yesus.
Terimakasih Tuhan Yesus.
Terimakasih sudah menjaga Papa dan Mama, Abang dan Dedek.
Terimakasih Tuhan atas kasih-Mu bagi kami semua.
Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur.
Mazmur 69:30
sumber gambar: blogspot