Kenangan tentang Toko Buku Gramedia Matraman
Sekali lagi saya mengunjunginya. Toko buku megah empat lantai yang berdiri di tepi jalan Matraman Raya. Teman-teman pasti sudah bisa menebaknya. Ya, sekali lagi saya mengunjungi toko buku terbesar se-Asia Tenggara, Toko Buku Gramedia Matraman.
Pergi ke Toko Buku Gramedia Matraman
Saat waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, saya sudah berangkat dari rumah. Dengan angkutan kota, saya mencapai Gramedia Matraman dalam tempo satu jam. Turun dari mikrolet, saya menaiki tangga menuju pintu masuk Gramedia Matraman. Sambil berjalan kaki pelan di atas licinnya ubin marmer nan mengkilap, saya melihat pemandangan sekitar. Saya menepi dan duduk di bangku kecil. Meskipun cuaca cerah dan matahari terik, saya tidak kepanasan. Ada beberapa palem kecil yang membuat asri tempat istirahat itu. Angin bertiup sepoi-sepoi menyegarkan jiwa. Sambil duduk istirahat santai karena panasnya angkutan kota, saya merenung. Toko buku ini sudah banyak berubah. Ya, banyak berubah dibandingkan dulu. Pikiran saya melayang terbang, menembus waktu, mengingat kembali kenangan saat kecil.
Kenangan tentang Toko Buku Gramedia Matraman
Dulu pembagian rapor SD dilakukan tiga kali setahun (sistem caturwulan). Dari ketiganya, selama enam tahun mama tidak pernah absen, selalu datang ke sekolah. Mama selalu mengambil rapor saya dan abang. Nah, usai pembagian rapor itu saya dan abang tidak pernah langsung pulang ke rumah. Mama selalu mengajak saya dan abang untuk pergi ke Gramedia. Gramedia Matraman maksudnya.
Tapi sebelum ke Gramedia Matraman, mama selalu mampir dulu ke kantornya. Kantor mama di SMA Negeri 54 Jakarta. Saat menunggu mama menyelesaikan pekerjaan, saya dan abang selalu menunggu di Toko Buku Kristen Kalam Hidup, yang terletak tidak jauh dari terminal Kampung Melayu. Saya dan abang selalu melahap habis, membaca buku cerita anak-anak, majalah-majalah Kristen, renungan-renungan harian, dan beberapa buku tebal mengenai kekristenan. Saya dan abang tidak bosan walaupun harus menunggu, membaca sambil berdiri selama hampir 3 jam. Rasanya senang sekali bisa membaca buku-buku Kristen.
Kalau mama sudah selesai bekerja, biasanya kami makan siang dulu. Makan soto ayam di depan Minisuper Jatinegara. Baru setelah itu, dengan Mikrolet M-01 yang melintas, saya, abang, dan mama bersama-sama pergi ke Gramedia Matraman.
Toko buku Gramedia Matraman jauh lebih besar dari Toko buku Kalam Hidup. Cakupan bukunya pun lebih luas. Tidak hanya buku tentang Kekristenan, buku-buku sekolah, perlengkapan belajar, alat tulis, alat olahraga, mainan mobil-mobilan, tas sekolah pun ada di sana. Saya dulu sempat berpikir bahwa Gramedia Matraman adalah toko segalanya, apa saja yang diinginkan bisa ditemukan di sana.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2