Ujian Hanya Untuk Mengulang Saja
Sudah hampir satu tahun saya menjadi mahasiswa di Jepang. Dan Puji Tuhan sepanjang satu tahun ini, saya bisa menjalaninya dengan baik. Saya bisa mendapatkan ilmu yang sangat banyak yang saya yakin berguna kelak. Dari pelajaran perkuliahan hingga bahasa Jepang, tidak terhitung ilmu yang saya dapatkan. Kali ini khusus saya ingin bercerita mengenai pelajaran bahasa Jepang, persiapan Ujian Nouryoku Shiken Level 2. Mendengar kata ujian, tidak pelak sebagian dari kita akan menjadi cemas dan takut mendengar kata ini. Tapi melalui apa yang saya alami saya bisa memahami arti ujian yang sepenuhnya. Ujian bukanlah hal yang sulit atau menakutkan, ujian hanya untuk mengulang saja. Silakan membaca.
Ujian Hanya Untuk Mengulang Saja
Setelah menjadi mahasiswa dan berkuliah, pelajaran bahasa Jepang dilanjutkan. Hari Senin dan Jumat, saya harus mengikuti mata kuliah bahasa Jepang. Mata kuliah ini dikhususkan untuk mahasiswa asing dan harus diikuti sebagai mata kuliah utama. Selain itu, setiap hari Selasa, Kamis, dan Jumat, saya dan teman-teman belajar untuk persiapan tes Nihongo Nouryoku Shiken N2 (kalau bahasa Inggris seperti TOEFL). Artinya, setiap hari saya punya tambahan mata kuliah dan mengharuskan saya untuk pulang sekitar jam 18. 30 setiap harinya.
Terkadang memang rasa lelah melanda, sehingga saya ingin lekas untuk tidur. Tapi tidak bisa begitu saja, selalu ada hal yang harus dikerjakan atau dipersiapkan untuk esok harinya. Meskipun dengan badan yang lelah, saya selalu berusaha untuk berdoa malam pada pukul 8, dan kemudian melanjutkan belajar. Mungkin karena saya selalu berusaha keras untuk belajar, akhirnya saya dapat memahami mata kuliah lain yang disampaikan dalam bahasa Jepang.
Mempersiapkan Ujian JLPT Bahasa Jepang
Khusus untuk pelajaran persiapan tes N2, mata kuliah ini bukanlah suatu kewajiban, artinya boleh datang atau boleh saja tidak datang, tidak masalah. Teman-teman saya pun, dengan alasan mengerjakan laporan atau tugas, lelah, atau sakit, seringkali absen dan tidak mengikuti pelajaran ini. Tapi, dari awal mulai pelajaran hingga saat ini, saya belum pernah absen sekalipun. Semua bukan karena kekuatan saya, tapi hanya semata karena kasih karunia Tuhan saja.
Salah seorang teman dari Srilanka pernah bertanya: “Nugi rajin ya. Kenapa selalu mengikuti pelajaran ini? Memangnya tidak ada laporan atau tugas yang lainnya?” Saya menjawab, “Laporan atau tugas juga ada. Tapi saya berpikir, semua fasilitas dan pendidikan yang kita dapatkan ini gratis. Kita tidak perlu mengeluarkan sepeser uang untuk dapat belajar persiapam tes. Kita tidak membayar biaya gurunya, tidak juga membayar untuk buku ataupun fotokopi-fotokopi lainnya. Kita hanya perlu melangkahkan kaki untuk datang ke kelas, dan mendengarkan penjelasan guru. Itu saja. Coba bayangkan berapa banyak uang yang mesti dikeluarkan andaikan kita harus membayar.” “Tidak hanya masalah uang saja, ada banyak orang di luar sana yang ingin sekali belajar bahasa Jepang namun tidak punya waktu cukup karena harus bekerja atau aktivitas lainnya. Jadi, kalau kita bisa belajar bahasa Jepang sekarang, itu adalah suatu keberuntungan”, tambah saya.
Ya, itulah sebenarnya yang ada dalam pikiran saya. Selagi kesempatan masih ada, selagi tenaga masih diberikan Tuhan, saya akan terus belajar dan belajar. Tidak hanya bahasa Jepang saja, namun semua mata kuliah yang lainnya. Sehingga nantinya semua yang saya dapatkan akan saya kembalikan kepada Tuhan Allah.
Persiapan Ujian JLPT Bahasa Jepang
Persiapan Tes Nouryoku Shiken Level 2 akhirnya selesai pada tanggal 2 Desember 2011. Sensei memberi pesan untuk teliti dan memeriksa kembali jawabannya bila masih ada waktu. Setelah itu, Sensei juga memberikan piagam dan penghargaan kepada siswa-siswa yang rajin ikut kuliah. Saya juga termasuk diantaranya. Saya mendapatkan piagam dan sebuah buku bindernote, karena saat liburan musim panas saya tidak pernah absen kelas bahasa Jepang.
Teman-teman saya bilang kalau dirinya agak kuatir dan tidak siap bila ujian. Dia juga bilang takut bila sampaiĀ tidak lulus. Saya hanya bilang kepadanya untuk menenangkan diri dan pikiran. “Selama kurang lebih satu tahun kita semua sudah berusaha belajar, jadi tidak usah takut. Kalau lusa ada ujian, maka jalani saja. Tidak perlu kuatir. Kalau sudah belajar, ujian bukanlah hal yang sulit, hanya untuk mengulang saja” tambah saya.
Selang 2 hari kemudian, tanggal 4 Desember 2011, saya dan teman-teman kemudian mengikuti tes Nouryoku Shiken di Yokohama.
Sumber Gambar : BlogSpot