Untukmu, Sahabatku#3, Keluarga Dhika Dinata-part 2
Lanjutan dari artikel Untukmu, Sahabatku#3, Keluarga Dhika Dinata-part 1, tanggal 24 Agustus 2010. Kali ini, artikel ini kami dedikasikan untuk Kak Ester.
Namanya Ester Yolanda. Kak Ester, itu adalah sapaan akrab kami kepadanya. Tidak hanya karena ia berusia setahun lebih tua dari kami berdua, namun lebih dari itu, kak Ester adalah sosok perempuan yang bagi saya pribadi adalah seorang kakak yang ideal. Terlebih karena kami tidak memiliki saudara perempuan. Sudah lama kami mengenal kak Ester, selama kami mengenal Dhika, adiknya. Mungkin dari SD, saat kami masih bersekolah di tempat yang sama, SD Strada Bhakti Wiyata.
Jadi, dulu ceritanya kami suka naik becak bersama dengan kak Ester. Karena rumah kami berdekatan, maka setiap pulang sekolah kami selalu naik becak bersama dengan tukang becak langganan Tante Lily. Sebelumnya, saya dan adik saya selalu pulang dengan berjalan kaki. Jadi, selama beberapa lama, kami tidak perlu berjalan kaki saat pulang, karena selalu bersama dengan kak Ester. Di luar itu, saya dan adik saya dapat lebih jauh mengenal kak Ester di dalam sekolah minggu dan persekutuan remaja, Youth of Christ. Kak Ester mampu memberi pelajaran penting dalam diri kami berdua, bagaimana untuk dapat tulus melayani di gereja, mau berkorban melakukan sesuatu demi orang lain, dan yang paling penting, soal menjaga kedekatan dengan Tuhan. Sadar atau tidak sadar, saya pribadi banyak belajar dari sosok kak Ester.
Sewaktu menjabat sebagai bendahara yang baru, saya amat bingung dengan seluruh tugas dan tanggung jawab. Namun kak Ester, yang adalah bendahara sebelumnya, mampu menjadi mentor atau guru yang amat baik. Dia mengajari saya bagaimana mengelola uang kas gereja, hingga saat saya menyerahkan tugas sebagai bendahara karena alasan kuliah, saya masih menerima masukan yang amat berharga dari kak Ester.
Pernah juga kak Ester menjabat sebagai ketua di Youth of Christ. Sewaktu itu, saya banyak belajar tentang bagaimana memimpin teman-teman yang seumuran agar dapat bekerja sama dalam melakukan pelayanan. Di dalam rapat, misalnya, kak Ester mampu memimpin rapat dengan amat efektif, kata-kata yang dia ucapkan semuanya tepat sasaran, sehingga tujuan rapat itu dapat tercapai. Di luar itu semua, saya terutama belajar untuk melayani Tuhan dari kak Ester. Waktu itu, masih SMP, kak Ester telah menjadi pelopor adanya Youth of Christ dan telah mengambil peranan penting di dalamnya. Pelayanan yang kak Ester lakukan secara tidak langsung mengajak saya dan adik saya untuk ikut melayani, dimulai dengan doa persembahan, pegumuman, bermain gitar, hingga menjadi pengurus di Youth of Christ.
Selama libur natal ini, saya sering bekerjasama kak Ester, mulai dari natalan YOC dan GA, natal sekolah minggu ABI Kranji, natal di Rawamangun, nonton bareng Final AFF, tahun baru, skype dengan Chris tanggal 9 Januari 2011, hingga ketika terakhir saya mengikuti ibadah YOC tanggal 23 Januari 2011. Kak Ester bercerita tentang pengalaman dia berkuliah di kampusnya, dan tentang usaha yang dia lakukan untuk berjualan kue yang dibuat oleh Tante Lily. Melalui kerjasama itu saya semakin belajar dari kelebihan kak Ester. Ia amat dewasa, jauh lebih dewasa dari saya sekarang ini.
Sekarang kak Ester mengambil kuliah di London School of Public Speaking, jurusan marketing. Saat membawakan sharing tanggal 9 Januari 2011, kak Ester menceritakan pengalamannya/ sharing tentang kuliahnya sekarang ini. Dia amat bersyukur kepada Tuhan, bagaimana saat ia memilih untuk berkuliah di tempat itu, hingga sekarang saat ia memutuskan untuk masuk jurusan marketing. Sharing hari itu dapat berjalan karena kak Ester mau membagikan sedikit tentang kisahnya, dan saya amat bersyukur karenanya.
Mungkin hubungan kami dengan kak Ester tidak sedekat hubungan kami dengan Dhika. Namun, saat saya menuliskan artikel ini, saya amat bersyukur pernah mengenal kak Ester selama hidup ini. Kak Ester yang begitu kuat, sabar, mempunyai jiwa pelayan unggul, dan juga guru yang hidup-melalui segala tindakannya bagi kami berdua.