Air Terjun Janji adalah air terjun yang mengagumkan. Terletak di antara tebing-tebing batu setinggi lebih dari lima puluh meter, air terjun ini dengan setia menjadi sumber air bagi daerah lembah Bakara selama ini. Saat berkesempatan mengunjungi Bakara di awal 2013 lalu, saya melihat betapa indahnya air terjun ini. Airnya terus jatuh dari celah batuan bahkan sejak mama kecil–lebih lima puluh tahun lalu–tanpa berkurang sedikitpun. Mama menambahkan, ini adalah berkat yang diberikan Tuhan kepada tanah Bakara. Airnya terus jernih dan volumenya tidak berkurang dari tahun ke tahun. Sawah terus dapat ditanami sepanjang tahun dan menjadi sumber kehidupan bagi hampir seluruh masyarakat Bakara.

Air Terjun Janji

Sumber Hidup Sejati

Ketika Yesus bertemu dengan seorang wanita di sumur Yakub, Dia berkata kepadanya mengenai sumber air lain yang akan selalu memberikan kepuasan bagi siapapun yang meminumnya. Namun, Yesus tidak berbicara mengenai sebuah mata air, sungai, danau, atau air terjun. Dia berkata, “Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yohanes 4:14).

Itulah kesegaran yang telah ditawarkan kepada kita dalam diri Yesus Kristus sendiri. Jauh lebih hebat daripada sumber air manapun: Ia tidak akan pernah kering, dan Ia akan selalu memberikan kelegaan kepada yang meminumnya. Ia memuaskan kita, Ia memuaskan dahaga kita. Kita bersyukur, ada Yesus yang menjadi sumber hidup kita.

Papa dan Mama di Air Terjun Janji

Yesus Kaulah sumber hidup juga perlindunganku
Di tangan-Mulah jiwaku, bahkan jalan hidupku

Makin nyatalah tunjukkan makna pengorbanan-Mu
Agar aku merindukan, menetap di sisi-Mu

Sambutlah aku murid-Mu yang menganut firman-Mu
Dan ulurkanlah tangan-Mu agar kupegang teguh
(Kidung Jemaat HKBP No. 227 Yesus Kaulah Sumber Hidup)

Jesus ngolu ni tondingku, Hodo haporusanki
Gok di Ho na ma diringku, ro di nasa langkaki

Lam tangkas ma patuduhon, tu au on panghophopMi
Asa i huhalungunhon, hot ma au di lambungMi

Jangkon au baen siseanMu Na girgir tu podaMi
Sai surdukkon ma tanganMu Asa tong hutiop i.
(Buku Ende No. 227 Jesus Ngolu ni Tondingku)

Recommended for you