From Bengkulu with Love Part 3: Potensi Energi Terbarukan
Indonesia seperti seluruh negara yang ada di bumi ini yang membutuhkan energi. Pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia dipenuhi oleh penggunaan minyak bumi, batubara, panas bumi, dan gas alam. Sumber-sumber energi itu nyatanya termasuk ke dalam sumber energi tidak terbarukan, artinya suatu saat nanti akan habis.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penggunaan minyak, batu-bara, dan gas bumi masih merupakan sumber energi mayoritas yang digunakan di Indonesia sedangkan jumlah sumber daya tersebut terbatas dan suatu saat akan habis terpakai. Untuk menghasilkan listrik sendiri Indonesia membutuhkan ketiga sumber energi tersebut sebagai pembangkit energinya di sebagian besar infrastrukturnya. Sehingga pemakaian listrik di Indonesia menyebabkan pasokan sumber energi tersebut berkurang setiap tahunnya.
Listrik adalah komponen penting dari kehidupan masyarakat masa kini. Kebutuhan akan listrik diprediksi akan mencapai 500.000 GWH di tahun 2015. Nilai ini hampir dua kali lipat dari kebutuhan kita di tahun 2010, yang hanya berkisar di 258.000 GWH.
Kenyataannya, hingga kini, sumber-sumber energi utama yang digunakan masih berkutat pada sumber-sumber tidak terbarukan. Gambar sebelumnya menunjukkan bahwa minyak bumi, batubara, dan gas memenuhi hampir 82% kebutuhan sumber energi. Di mana sumber seperti air, geotermal, dan biomassa masih berada di porsi yang rendah, kurang dari 20%.
Maka dari itu sudah seharusnya Indonesia mulai mencari energi alternatif, khususnya yang berasal dari sumber energi terbarukan dan memanfaatkannya. Sumber-sumber energi terbarukan itu antara lain air, geotermal, biomassa, gelombang, dan arus laut.
Yang menjadi tantangan yang harus segera dipecahkan adalah permintaan energi. Seperti yang saya katakan sebelumnya, energi adalah kebutuhan dasar pertumbuhan ekonomi, yang akan sangat dibutuhkan untuk sektor industri, transportasi, dan juga infrastruktur. Sampai dengan hari ini, Indonesia jelas masih defisit dengan pasokan energi, terutama di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Dapat kita lihat dengan masih banyak daerah yang belum teraliri listrik atau masih mengalami pemadaman listrik bergilir. Artinya, harus ada upaya lebih dari pemerintah untuk membangun pembangkit listrik lebih banyak di daerah tersebut, tentunya dengan sumber-sumber energi terbarukan. Dengan adanya pasokan yang baik dan energi yang dapat diandalkan, industri hanya akan perlu waktu untuk berada di daerah-daerah yang kini belum berkembang.
Jika masalah pasokan energi itu bisa diselesaikan—tentunya dengan sumber-sumber yang ramah lingkungan dan terbarukan—saya percaya Indonesia akan mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 10% di masa yang akan datang.
–Sebuah refleksi dalam perjalanan menuju lokasi pembangunan PLTMH di Bengkulu Tengah