Biaya Back End Cost PLTN
Dalam artikel pertama mengenai pembangunan PLTN di Indonesia, saya mengutip makalah pusat pengembangan energi nuklir – BATAN, mengenai “Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir dan Fosil dengan Mempertimbangkan Aspek Lingkungan“, yang ditulis oleh Mochamad Nasrullah, Suparman. Dalam makalah tersebut disimpulkan diantara Pembangkit Listrik dengan bahan bakar batubara, panas bumi, gas bumi, dan nuklir, PLTN adalah pembangkit listrik dengan biaya termurah di antara ketiganya.
Ketika melihat detail perhitungannya, saya melihat bahwa penulis mencantumkan detail rincian harga bahan bakar nuklir. Rincian harga tersebut meliputi pengayaan uranium, konversi dan fabrikasi uranium menjadi bahan bakar siap pakai, hingga biaya back end cost. Saya tidak tahu pasti dari mana angka-angka ini didapatkan dan perlu mengecek sumbernya. Namun, pada artikel kali ini saya ingin fokus menjelaskan mengenai biaya back end cost PLTN. Karena sumber perhitungan BATAN belum dipastikan sumbernya, saya akan memberikan data biaya back end cost PLTN negara Jepang. Di akhir artikel, saya harap para pembaca memahami apa yang termasuk dalam biaya back end cost PLTN, lalu apa pengaruhnya dalam biaya total pembangunan PLTN di Indonesia.
Tahu gak Artinya Biaya Back End Cost PLTN?
Ketika membicarakan membangun PLTN di Indonesia, banyak orang Indonesia yang setuju membangun PLTN. Alasan yang paling sering diberikan adalah harga generasi/ pembangkitan energi listrik PLTN yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lainnya. Namun ada satu hal yang sering dilupakan. Pembangkit listrik lain seperti PLTU atau PLTG, ketika masa pakainya sudah habis PLTU atau PLTG bisa langsung ditutup dan tidak dipergunakan lagi. Tapi berbeda dengan PLTN. Ketika PLTN telah habis masa pakainya, PLTN tidak serta merta bisa ditutup. Ada limbah radioaktif hasil beroperasinya PLTN yang mesti dikelola dan ditampung agar tidak berbahaya bagi manusia. Pengelolaannya jelas tidak mudah dan memerlukan uang dalam jumlah besar. Besaran jumlah uang inilah yang diperhitungkan dan dimasukkan dalam rincian harga bahan bakar nuklir berupa biaya back end cost PLTN.