Efek Fotolistrik dan Efek Compton
Berdasarkan percobaan efek fotolistrik, Einstein kemudian juga mengumumkan sifat partikel dari cahaya pada 1905. Dia memberi nama light kuantum atau foton. Dari sejak itulah, sifat partikel dari cahaya diterima secara umum oleh para fisikawan.
Dari penelitiannya tentang Efek Fotolistrik, Einstein mendapatkan penghargaan Nobel pada 1921. Lenard malah 16 tahun lebih cepat mendapatkan penghargaan Nobel dibandung Einstein. Itu berkat penelitiannya mengenai sinar katode pada 1905. Berkat keduanyalah, hukum dasar dari teori kuantum terbentuk. Tapi sungguh suatu ironi mengetahui bahwa keduanya, baik Lenard dan Einstein tidak pernah akur.
Lenard terkenal sebagai anti-Yahudi, terutama karena orang Yahudi adalah penyebab Jerman kalah dalam perang dunia pertama. Dia kemudian meneriakkan propaganda anti-Yahudi dan menjadi salah seorang tangan kanan Hitler. Dia juga mempertanyakan teori relativitas Einstein dan menuduh teori itu sesat.
Einstein sendiri adalah seorang Yahudi yang tenang mengajar sebagai dosen di Universitas Berlin. Tapi karena suasana yang semakin memburuk, dia akhirnya diasingkan ke Amerika. Einstein akhirnya menghabiskan sisa hidupnya untuk pengembangan teori relativitas.
Percobaan Compton pada 1923 juga menjadi bukti krusial sifat partikel cahaya. Apabila pada sebuah elektron ditembakkan partikel cahaya (foton) dari barat, maka elektron akan mental ke arah tenggara, dan foton mental ke arah timur laut. Dari situ disimpulkan partikel cahaya tidak hanya memiliki energi saja, namun juga momentum gerak. Fenomena ini disebut Efek Compton dan berkat penelitiannya ini Compton berhasil mendapatkan nobel pada 1927.
Efek Fotolistrik dan Efek Listrik membuktikan sifat partikel cahaya. Tapi bukan artinya sifat gelombang dari cahaya menghilang, tapi cahaya memiliki kedua sifat itu. Dengan kesimpulan ini terjawab juga misteri kedua tentang medium rambat cahaya. Karena cahaya juga punya sifat partikel, maka cahaya sendirilah yang berpindah dalam ruang.