Hidup Max Planck Selanjutnya
Hidup Max Planck
Planck mengusulkan suatu teori yang menganggap energi dalam cahaya adalah kumpulan satuan hf. Satu kumpulan itu kemudian disebut kuantum. Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, energi dalam cahaya adalah kelipatan bulat dari hf, misalnya 1 hf, 2 hf, 50 hf, dan sebagainya. Energi tidak bisa dalam 1,2 hf, atau 6,7 hf. Di sinilah inti perbedaan fisika klasik dan fisika kuatum/ modern. Fisika klasik menganggap semua yang ada di alam semesta ini berubah secara kontinu, di lain pihak fisika kuantum menganggap beberapa satuan fisika tidak berubah secara kontinu, namun dalam tingkatan-tingkatan.
Ide bahwa satuan itu tidak kontinu
Mengapa fisikawan klasik menganggap satuan berubah secara kontinu? Kalau kita melihat nilai hf, kita pasti akan menemukan jawabannya. Satu hf itu sangat kecil nilainya sekitar 10 pangkat minus 20, dan wajar sepertinya bila para fisikawan tidak menyadari adanya tingkatan-tingkatan energi.
Ibaratnya seperti kita yang tidak mungkin merasakan perbedaan tinggi tangga 1 milimeter. Kita merasa itu bukan tangga, hanyalah jalan lurus saja. Tapi bagi semut kecil, perbedaan satu milimeter seperti tembok yang curam. Seperti itu juga dunia mikro, tingkatan sekecil apapun, tidak bisa diabaikan, karena benda-benda dalam dunia mikro pun ukurannya sangat kecil.
Dengan Planck berhasil membuat revolusi besar dalam fisika, hingga kini banyak fisikawan yang menganggap Planck adalah Bapak Teori Kuantum. Suatu gelar kehormatan yang luar biasa. Tapi, waktu itu Planck belum benar-benar memahami teorinya.
Kalau kita membaca artikel sebelumnya, bagaimana Planck berhasil menemukan persamaan matematika yang cocok pada spektrum radiasi benda hitam, saya pikir kita bisa merasakan hal yang sama. Persamaan matematika Planck itu sukses hanya karena nilainya cocok dengan hasil penelitian, tidak ada teori khusus yang mendukung persamaan matematika Planck.
Planck kemudian menghabiskan seumur hidupnya untuk meneliti kembali, menghitung, dan mencoba memahami persamaan matematika itu. Dia juga tidak pernah berhenti mengajari para muridnya juga fisikawan-fisikawan lainnya mengenai persamaan matematika buatannya.
Ya, mulai sejak saat itu, Planck telah membuka pintu, pintu masuk ke fisika kuantum.
Baca lebih lanjut: Biografi Max Planck