Menyelidiki Spektrum Radiasi Benda Hitam
Planck juga turut serta dalam upaya memecahkan masalah pelik ini, tapi dia juga mengalami kesulitan yang sama. Berulang kalai dia mencoba memeriksa kembali persamaan itu, tapi sama sekali tidak menemukan apapun. Suatu waktu, Planck yang pada waktu itu adalah dosen di Universitas Berlin tengah mendiskusikan bahan kulaih bersama dengan asistennya. Asistennya mengamati dan membandingkan persamaan Rayleigh-Jeans, Wien dan grafik hasil penelitian. Tiba-tiba dia mengucapkan hal yang tidak terduga, “Mr. Planck, jika kita mengurangi 1 dari induk pecahan persamaan Wien, maka persamaan itu menghasilkan garis yang sama persis dengan grafik hasil percobaan.” Planck kemudian memastikannya dan ternyata betul, sama persis hasilnya. Tapi baik Planck dan asistennya pun tidak tahu mengapa hanya dengan mengurangi 1 hasilnya jadi sama persis. Tapi inilah persamaan matematika yang tepat untuk hasil percobaan radiasi benda hitam.
Satu tahun setelahnya, Planck mengumumkan nilai dari konstanta h, nilainya:
Konstanta ini kemudian disebut konstanta Planck dan kini menjadi konstanta natural sama seperti kecepatan mutlak cahaya c atau konstanta gravitasi G. Kini dengan perhitungan lebih teliti nilai h didapatkan
Dengan mengalikan konstanta Planck dengan frekuensi cahaya, energi radiasi dapat dihitung dan didapati bahwa energi cahaya yang diradiasikan (intensitas cahaya) itu adalah kelipatan dari satuan energi hf, 2hf, 3hf, dan seterusnya. hf sendiri kemudian disebut satuan kuantum. Sebagai kesimpulan, Planck akhirnya mengajukan ide bahwa energi itu tidak kontinu, tetapi merupakan perkalian dari satuan kuantum dan dengan begitu dia menyatakan bahwa cahaya atau elektron memiliki sifat partikel.
Sumber Gambar : Wikipedia
Perjalanan Sejarah Teori Kuantum Bagian 1
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2