Pengolahan Limbah Radioaktif Berkadar Tinggi
Kita telah belajar cara pengolahan limbah radioaktif di artikel sebelumnya, yakni dengan cara menggali permukaan tanah hingga kedalaman 10-15 meter, mengubur limbah radioaktif berkadar rendah yang telah ditutupi mortar semen, lalu menutupi galian tersebut dengan lapisan tanah liat khusus guna mencegah rembesan air hujan. Cara ini relatif mudah dan hampir semua negara pemilik PLTN telah berhasil melakukannya.
Sekarang, bagaimana dengan pengolahan limbah nuklir berkadar tinggi? Kita bisa belajar lagi pada Prancis, yang kini ada di garis terdepan pengolahan limbah radioaktif berkadar tinggi. Yang perlu dicatat, detail cara pengolahan ini baru sebatas tingkat penelitian, belum pernah ada uji coba pada limbah nuklir sesungguhnya.
Pengolahan Limbah Radioaktif Berkadar Tinggi
Teman-teman bisa melihat tayangan pengolahan limbah radioaktif berkadar tinggi yang dilakukan oleh Prancis lewat video di bawah ini. Setelah melihat video, bisa membaca penjelasan yang ada di bawah ini.
Pertama kali, limbah radioaktif berkadar tinggi akan diproses menjadi larutan gelas, seperti kuarsa yang menyala merah. Proses ini dinamakan vitrifikasi (lihat gambar di atas) dan Prancis adalah pionernya. Cairan gelas ini lalu akan dituang ke cetakan dari stainless steel, lalu dimasukkan ke dalam tabung pelindung atau canister dari besi. Canister ini akan dimasukkan ke tabung penyimpanan berdiameter 70 cm bernama Alveoli, yang telah dibor horizontal pada lapisan batuan bawah tanah dan tersambung ke terowongan masuk. Proses pemasukkan ini menggunakan bantuan mesin dan robot. Manusia tidak melakukannya sebab sifat radioaktif sangat tinggi. Menurut satu hipotesis, manusia akan mati dalam tempo 20 detik bila berada dekat tabung pelindung limbah radioaktif ini.
Canister dirancang sedemikian rupa agar meskipun limbah radioaktif mengemisikan kalor, temperatur luar canister tidak lebih dari 100 derajat celcius. Hal ini untuk mencegah panas ditransfer keluar dan menyebabkan sebagian kecil air dalam tanah liat menguap dan mengembang, yang nantinya bisa menekan tabung dan berujung pada kebocoran radioaktif.
Sekeliling tabung penyimpanan tersambung pada banyak sensor yang mencatat perubahan kimia, mekanik, tekanan, dan hidrologi sekitar tempat penyimpanan. Data ini dicatat untuk menjadi bahan pertimbangan dan penelitian ke depannya.
Tidak hanya di bawah tanah, peneliti juga akan terus mencatat perubahan pada sampel air, udara, dan tanah di daerah sekeliling fasilitas pengolahan limbah radioaktif berkadar tinggi ini. Menurut sumber ANDRA, pencatatan dilakukan pada daerah seluas 250 kilometer persegi.
Recommended for you
Baca Halaman Selanjutnya 1 2