Ingkon Jesus do donganku
sahalangku lilu do.
Raphon Jesus boi au monang,
talu musu i na ro.
Ndang mabiar au disi.
Tuhan Jesus donganki,
Sai ihuthononku Jesus,
oloanku nama i.
Lagu di atas diambil dari Buku Ende No.474, sebuah lagu yang memiliki kenangan besar dalam hidup saya dan adik saya. Ini adalah lagu Buku Ende yang pertama kami tahu. Sejak mama mengajarkannya, lagu ini tidak pernah lepas dari ingatan saya. saat Tes Peneguhan Sidi, saya menyanyikan lagu ini, sebuah lagu yang amat indah dan punya makna yang amat mendalam.
Setelah berkuliah di Bandung, saya membeli sebuah Kidung Jemaat HKBP. Kidung Jemaat ini diterjemahkan dari Buku Ende. Sebuah kebetulan, karena saya dapat belajar bahasa batak dari buku ini. Dan hari ini, saya membuat renungan ini, setelah berulang kali membaca arti lagu ini. Kurang lebih, inilah versi Bahasa Indonesianya;
Hanya Yesuslah Temanku
Hanya Yesuslah Temanku,
Akan kupegang teguh;
Bila Yesus di pihakku,
Seteruku bertekuk.
Aku tidak gemetar,
Tuhan Yesus kubuku,
Aku turut pada Yesus
Dan berbakti yang benar.
Sungguh lirik yang amat indah, itulah yang saya rasakan setelah tahu artinya. Lebih dari apa yang menjadi lirik lagu, bagi saya Yesus bukan hanya sebagai teman, dia adalah sahabat dalam diri saya. Kata-kata “hanya” berarti Yesuslah teman/sahabat sejati yang satu-satunya dalam hidup kita.
Kue Ulang Tahun |
Di tengah kesendirian saya di hari ulang tahun ini, saya begitu menyadari akan keberadaan Yesus sebagai Tuhan sekaligus sahabat sejati saya. Yesus telah mengambil inisiatif dengan memberikan hidup-Nya bagi saya, dan Ia juga mengundang saya untuk mengenal dan mengikuti-Nya. Semoga, selama hidup saya, saya dapat terus menangggapi undangan itu.
Persahabatan dengan Yesus,
Persekutuan yang ilahi;
Oh, betapa hubungan yang manis dan indah-
Yesus adalah Sahabatku. -Ludgate