Jiwaku Tenanglah
Tahun 1873 seorang ayah menerima kabar dari istrinya yang berlayar bersama keempat putrinya ke Eropa. Rencananya sang ayah akan menyusul keluarganya berlibur setelah menyelesaikan semua pekerjaannya. Tapi yang tertulis di sepucuk kertas itu, “Saved alone… (Selamat seorang diri)”. Hanya sang istri yang selamat sedangkan keempat putrinya meninggal dunia karena badai yang melanda dan menenggelamkan kapal yang mereka tumpangi. Kabar yang didapatnya bagaikan petir di siang bolong, menambah panjang kabar duka keluarga tersebut. Setelah sang putra meninggal di tahun 1870, mereka mengalami kesulitan ekonomi tahun berikutnya, dan berlanjut dengan tragedi di laut lepas.
Sang ayah ialah Horatio Spafford. Dalam perjalanannya menempuh samudera untuk bertemu istrinya dia menuliskan kata-kata berikut…
When peace, like a river, attendeth my way
When sorrows like sea billows roll
Whatever my lot, Thou has taught me to say
It is well, it is well with my soul
Sewaktu hidupku tenang dan aman, ataupun susah menimpa
Ku di mana pun, Tuhan yang menuntun, jiwaku, jiwaku tenanglah
Jiwaku tenanglah
Jiwaku, jiwaku tenanglah
(lagu terjemahan bahasa Indonesia)
Dapatkah ia tenang? Bagaimana suasana hati Horatio Spafford melihat ombak yang bergulung dari atas kapal? Apa yang ia rasakan kala mengenang kembali keluarga dan putrinya yang meninggal di lautan luas? Adakah dia menyesal dan menyalahkan Tuhan atas segala musibah yang dia dan keluarganya alami? Bagaimana mungkin di kondisi seperti itu, dia bisa menulis tenanglah jiwaku?
Satu hal yang kita tahu, harapan Horatio Spafford adalah Yesus Kristus. Pribadi Yesus sajalah yang sanggup menopang dan menguatkan di saat gelombang dan badai menerpa hidup dan menghancurkan segala-galanya. Karena Yesus telah menanggung siksa dan penderitaan demi dosa manusia, Horatio Spafford dikuatkan untuk menanggung segala musibah dan cobaan. Dia yakin bahwa Yesus ada bersamanya untuk menghibur hati yang teriris duka. Jamahan tangan Yesus dan hangatnya dekapan Tuhan membuatnya merasa tenang. Ada harapan bahwa ia akan dapat bertemu dengan orang-orang yang dikasihinya di sorga kelak.
Tenangkah Jiwa Anda?
Jiwaku Tenanglah. Kita tahu bahwa lagu yang sangat menghibur dan menguatkan ini ditulis oleh orang yang berada di ambang keputusasaan akibat tragedi yang menimpa. Namun, sang pencipta lagu menyiratkan perasaan tenang dari lubuk jiwa yang terluka. Apapun bisa datang, namun bersama Tuhan kita akan tetap merasa tenang dan aman. Kini pertanyaan di atas diarahkan kepada teman-teman semua… Adakah jiwa kita tenang? Atau kita senantiasa diliputi rasa cemas, kuatir, kecewa, atau dendam? Sandarkanlah semua kepada Tuhan dan biarkan Dia yang menenteramkan jiwa kita.
Sumber : http://indulgy.com/post/it-is-well-with-my-soul-inspiration-is-alway